Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Hasil Revolusi Imam Husein a.s.

Revolusi Imam Husain a.s. merangsang nurani umat yang hidup, umat yang menjunjung tinggi risalah suci Islam, risalah Ahlulbait. Merekalah keluarga yang menjadi benteng pelindung ajaran Rasulullah Saw. Merekalah sendi-sendi agama yang bergerak dan kukuh berdiri. Revolusi merekalah yang menjadi tolok ukur kemanusiaan sepanjang sejarah. Revolusi merekalah yang anti-kebiadaban, pantang tunduk kepada para penindas. Revolusi itu selalu menyala, menjadi suluh bagi setiap orang tulus yang ingin hidup merdeka dan mulia di bawah naungan Allah Swt.

Tak seorang pun bisa memejamkan mata ketika melihat revolusi Karbala. Dampak yang ditimbulkan setelahnya sangat menunjukkan betapa langkah-langkah kemanusiaan yang ditempuh oleh Imam Husain a.s. sangat efektif. Meski ada upaya mengaburkan dan memutarbalikkan fakta revolusi itu, namun kebenaran yang diperjuangkan Imam Husain a.s. tak dapat ditutup tutupi oleh siapa pun. Pencinta kebenaran akan merasakan dampak dan hasil revolusi agung itu, siapa pun mereka, baik generasi tempo dulu maupun generasi masa depan sepanjang sejarah.

Berikut di antara hasil dari revolusi yang dilakukan Imam Husain di Karbala

I. Umat Sadar Bahwa Bani Umayah adalah Perusak Islam

Revolusi Imam Husain a.s. menyingkap siapa sebenarnya Bani Umayah yang berkuasa dalam pemerintahan Islam. Para pejuang Karbala telah mengembalikan kemurnian agama yang sejak lama dimanipulasi dan dikotori. Para biadab telah berhasil menanamkan keyakinan kepada prajuritnya agar membantai seluruh pejuang revolusi itu. Mereka memanfaatkan krisis kesadaran dan kebodohan umat sebagai akibat dari konspirasi Saqifah.

Kebodohan itu bisa dilihat dari pernyataan Amr bin Hajjaj Zubaidi, seorang komandan perang Bani Umayah. Dialah yang membangkitkan kembali semangat orang-orang yang ragu untuk memerangi Imam Husain a.s. Dia berteriak kepada mereka: “Wahai penduduk Kufah! Buktikan kepatuhan dan kesetiaan kalian. Janganlah kalian ragu sedikit pun untuk memerangi orang yang keluar dari agama dan menentang pemimpinnya.” (Tarikh Thabari, 4/331)

Baca: Komitmen Para Sahabat Imam Husein a.s. di Malam Asyura

Agama menurut mereka adalah taat kepada Yazid dan memerangi Imam Husain a.s. Gerakan pembaharuan yang dilakukan Imam Husain a.s., termasuk penolakan atas baiat dan pengorbanan untuk menyadarkan umat, dianggap sebagai langkah penyesatan. Imam Husain berkhotbah untuk menjelaskan kedudukan beliau di dalam risalah dan masyarakat Islam:

“Amma ba’du! Telusurilah garis keturunanku! Siapakah aku? Bandingkanlah dengan diri-diri kalian dan celalah! Renungkanlah dengan saksama apakah pantas kalian membunuhku dan menginjak-injak kehormatanku? Bukankah aku putra dari putri nabi kalian? Bukankah aku putra penerima wasiat nabi kalian? Bukankah aku putra dari anak paman nabi kalian? Bukankah aku putra orang yang pertama kali beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta membenarkan segala apa yang dibawanya dari sisi Tuhannya?”

Beliau a.s. menjelaskan kepada semua orang yang terlibat dalam perselisihan. Beliau mengurai benang kusut perseteruan panjang khilafah dan memberi tahu akar permasalahannya. Beliau juga menggambarkan dengan jelas akibat dari kesesatan berpikir dan bertindak sehingga jelaslah kebiadaban Bani Umayah.

Revolusi yang digagas Imam Husain terus bergulir, berlanjut kepada upaya Sayidah Zainab yang membongkar kebiadaban Bani Umayah dan menjelaskan misi Imam Husain a.s.

II. Umat Memahami Misi Islam dengan Jelas

Gugurnya Imam Husain as sebagai syahid telah memotivasi mereka yang sadar atas dekadensi moral umat Islam. Semangat kesadaran untuk membumikan kebenaran mampu membangkitkan umat yang lesu. Kesadaran umat Islam untuk terus melakukan perbaikan dan perubahan berkelanjutan mampu mengembalikan mereka yang tersesat karena “pembelokan sejarah” yang dilakukan rezim Bani Umayah dan para tiran sebelumnya.

Perlahan umat Islam tahu bahwa Bani Umayah ialah rezim yang selalu mencemari kemurnian Islam dari dalam. Imam Husain berhasil menjelaskan ajaran yang benar kepada umat Islam. Beliau membumikan pandangan dunia dan akidahnya dalam praktik syariat. Imam Husain adalah pihak yang menang. Beliau berhasil meraih tujuan utama revolusinya, tujuan yang selalu dihadang dengan segala cara oleh kaum Jahiliyah, obor risalah yang selalu diupayakan padam oleh musuh Islam.

III. Kesadaran Massal dan Keruntuhan Bani Umayah

Masyarakat Islam merasa berdosa. Khotbah Imam Ali Zainal Abidin a.s., Sayidah Zainab, dan keluarga lain yang menjadi tawanan perang Bani Umayah dari Karbala, Kufah, hingga Syam mampu menyadarkan setiap khalayak yang menyaksikan karavan Ahlulbait yang digelandang laksana kawanan domba itu. Zainab berdiri di depan kerumunan manusia yang menyesal dan meratapi kepala suci Imam Husain dan syuhada lainnya. Zainab menyuruh mereka diam. Ketika suasana hening beliau memulai khotbahnya:

“Wahai penduduk Kufah! Apakah kalian menangis? Sungguh air mata kalian tidak akan berhenti mengalir. Tak akan terhenti rintihan kalian. Sungguh kalian laksana mereka yang mengoyak hasil tenunannya sendiri. Sungguh kalian telah menjadikan sumpah kalian sebagai permainan belaka. Sungguh buruk doa yang kalian ujarkan.

Demi Allah! Perbanyaklah tangisan kalian, sedikitkanlah tawa kalian. Sungguh telah lenyap manfaat bagi kalian dan keburukan kalian tidak akan terhapus selamanya. Bagaimana kalian akan menghapus dan menyucikan diri kalian dari pembunuhan cucu nabi pamungkas kalian, tambang risalah, poros hujah kalian, mercusuar cahaya kalian, dan penghulu pemuda ahli surga?”

Imam Ali bin Husain a.s. menyusul berkhotbah:

“Wahai manusia! Aku meminta kalian menjadi saksi Allah. Bukankah kalian yang menulis surat kepada ayahku kemudian kalian mengkhianatinya. Kalian telah berjanji kepadanya, namun kalian melanggarnya dan kalian membunuhnya? Celakalah tindakan kalian! Betapa hina pandangan kalian! Dengan mata apa kalian akan menatap wajah Rasulullah Saw ketika beliau bertanya kepada kalian, ‘Bukankah kalian telah membunuh cucu dan keturunanku kemudian kalian injak-injak kehormatanku? Maka kalian bukanlah umatku.’” (Hayat al-Imam al-Husain, 3/341)

Baca: Hujjah Kebangkitan Imam Husein Melawan Kezaliman Yazid dan Bani Umayah

Rasa bersalah dan berdosa kebanyakan orang menjelma menjadi sebuah kekuatan besar yang menggerakkan mereka melakukan pembalasan kepada rezim Bani Umayah. Banyak dari kalangan masyarakat yang terkumpul dalam kelompok-kelompok menentang rezim Bani Umayah. Mereka mengangkat senjata melawan pemerintah biadab Bani Umayah. (Tarikh Thabari, 4/388; Tarikh al-Khulafa, hal. 208)

IV. Menghidupkan Jiwa Berkorban Umat

Revolusi Imam Husain as memantikkan api yang menggelorakan kebangkitan masyarakat muslim kebanyakan. Jiwa berkorban untuk melawan kezaliman yang telah padam menjadi menyala kembali. Revolusi itu mengetuk dan membuka pintu hati yang terkunci rapat hingga setiap sanubari pribadi muslim merekah bak bunga wangi setelah sebelumnya layu tertunduk lesu di arena busuk.

Ketakberdayaan umat dalam jangka waktu yang cukup lama terhadap kekuasaan horor Bani Umayah adalah fakta yang tidak dapat dinafikan. Dengan revolusi Imam Husain a.s. sebagian umat Islam sadar bahwa bangkit dari keterpurukan akibat penguasa zalim adalah keharusan bagi setiap pribadi muslim. Para penguasa biadab itu telah membungkus seluruh sepak terjangnya dengan baju agama. Politik mereka dirajut dengan dendam kepada Rasulullah Saw dan keluarganya serta berkelindan dengan kemunafikan. Mereka menjustifikasi kejahatan melalui sabda para penceramah cabul kerajaan yang bersembunyi di balik jubah kebesaran ulama.

Setiap muslim yang waras pasti belajar dari revolusi Imam Husain a.s. Gerakan beliau adalah sebuah kurikulum inti dari akademi wahyu untuk menempa individu menjadi manusia sejati, manusia yang tidak pernah menyerah dan kalah melawan kebenaran. Imam Husain telah mengajari setiap jiwa merdeka untuk berteriak menyampaikan aspirasi dan melawan kezaliman agar dapat hidup makmur di bawah pemerintahan legal yang didukung oleh mayoritas rakyat.

Setelah tragedi Karbala revolusi rakyat bertebaran di segala penjuru bumi Islam menentang rezim biadab Bani Umayah hingga rezim ilegal ini runtuh. Meski motivasi perlawanan mereka berbeda-beda, namun inspirasi mereka hanya satu, revolusi Imam Husain a.s. Tragedi Karbala menciptakan atmosfer perlawanan terhadap kesewenang-wenangan.

Revolusi tersebut di antaranya; Revolusi Tawwabin yang merupakan reaksi langsung atas revolusi Imam Husain, Revolusi Madinah, Revolusi Mukhtar Tsaqafi yang berhasil memberi sanksi hukum bagi para pembantai Imam Husain as dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya, Revolusi Mithraf bin Mughirah, Revolusi Ibnu Asy’ats, Revolusi Zaid bin Ali bin Husain, dan revolusi Abu Saraya.

Revolusi Imam Husain as telah membangkitkan kesadaran sebagian umat Islam untuk membela kaum tertindas dan menghidupkan jiwa perjuangan. Meski menuai kegagalan demi kegagalan karena kuatnya kekuasaan para biadab itu di tengah umat, nadi perjuangan umat tetap berdenyut. Kesadaran akhirnya merata pada sebagian besar umat Islam bahwa rezim Bani Umayah telah mengotori dan membelokkan ajaran Islam. Meski tetap berada dalam suasana teror horor Bani Umayah, umat Islam berupaya selamat dari kematian kemanusiaan.

*Disarikan dari buku karya Sayid Mundzir al-Hakim – Husain Sang Syahid


No comments

LEAVE A COMMENT