Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Iman artinya memercayai atau membenarkan. Makna teologisnya ialah meyakini keesaan Allah dan kerasulan Muhammad serta hari akhirat. Mengimani kerasulan Sang Nabi Penutup saw, berarti mengimani pula para rasul dan kitab-kitab samawi, juga syariat Islam yang beliau bawa dari Allah swt kepada umat manusia.

Lalu, di manakah iman? Tuhan menunjuki kita, bahwa “rumah” iman adalah hati! Sebagaimana firman-Nya: “Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka..”(1)

Pengakuan secara lisan bahwa “saya telah beriman”, tidak membuktikan iman telah ada di dalamnya. Allah berfirman: “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk’ karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.”(2)

Baca: Bagaimanakah Cara Menguatkan Visi Keimanan Kita?

Walau demikian bahwa yang dipandang Allah dari manusia adalah hatinya, bukan lahiriahnya, tetapi hukum-Nya tidak berurusan dengan hati, apakah beriman ataukah tidak? Melainkan mata hukum Islam hanya melihat lahiriah seseorang, apabila dia mengucapkan keimanan itu dengan lisannya (secara verbal), atau pengungkapannya dengan cara lain, atau setidaknya tidak mengingkari keyakinan itu. Maka dia beriman.

Mengapa demikian? Karena, selain hal itu yang berarti tidak memenuhi syarat tersebut, dia tidak dikatakan orang beriman. Sebagaimana firman Allah: “Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya.”(3)

Makna Kufur

Dengan demikian, kufr yang artinya adalah menutupi, dan secara istilah sebagai antonim dari iman, jika seseorang kufr dalam arti mengingkari keesaan Allah, atau hari akhir, atau kerasulan Nabi saw, oleh hukum Islam dia dikatakan kafir. Ialah kufur dalam keyakinan (akidah). Allah swt berfiman:

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan, “Allah adalah salah satu dari tiga tuhan”, padahal sekali-kali tidak ada tuhan selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari ucapan mereka itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(4)

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(5)

Demikian pula jika mengingkari satu perkara di antara dharuriyatuddin (perkara-perkara yang jelas dalam agama, seperti kewajiban shalat fardhu, puasa Ramadan dan lainnya). Pengingkaran ini meniscayakan pengingkaran yang terang terhadap risalah Nabi saw.

Dua Macam Kufur

Dalam sebuah kajian tentang kufur, dikatakan bahwa dalam syariat terdapat dua macam kufur:

1-Kufr akbar (kufur besar); ialah yang menolak sebutan Islam untuk si penyandang kufur macam ini, atau yang mengeluarkan dia dari agama Islam. Maka penjagaan Islam telah tercabut dari dirinya, sehingga berlaku hukum kekafiran baginya jika dari asalnya memang dia kafir (sejak lahir). Atau hukum riddah (kemurtadan) berlaku baginya apabila kufur setelah sebelumnya dia Islam.

Kufur macam ini mencakup kufur dalam akidah sebagaimana telah dikatakan di atas, juga kufur yg diistilahkan dengan kufr bawwâh (yang secara terang-terangan).  Istilah ini terdapat dalam hadis riwayat dari Ubadah bin Shamit, sabda Nabi saw: “Kecuali bila kalian melihat kufr bawwâh (kufur yang terang-terangan) di antara kalian, di dalamnya terdapat bukti dari Allah.”

Baca: Tafsir: Pertanda Lemah Iman

Dikatakan pula, terdapat bermacam-macam di bawah kufr bawwâh ini. Antara lain darinya, kufur membangkang (‘inad); kufur mengingkari; kufur mendustakan; kufur memperolok-olok, dan sebagainya yang beragam tingkatan. Terkadang merangkap sejumlah macam kufur tersebut dan terkadang hanya satu macam di antaranya, yang bisa mengeluarkan si pelaku dari keislaman.

2-Kufr ashghar (kufur kecil); ialah yang tidak mengeluarkan si pelaku dari Islam, seperti kufur ni’mah. Allah berfirman:

“(Tetapi) seseorang yang mempunyai sebuah ilmu dari kitab (samawi) berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhan-ku untuk mencobaku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”(6)

Kalimat “a asykuru am akfuru” dalam ayat ini, yakni “apakah aku mensyukuri nikmat, ataukah mengkufuri (mengingkari)nya, bukan kufur terhadap Allah.

Dikisahkan, Fir’aun berkata kepada nabi Musa as: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu, dan (akhirnya) kamu telah melakukan suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu (membunuh salah seorang dari warga kami) dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi?”(7)

Kata “kâfirîn” yang dilontarkan Fir’aun kepadanya itu, bermakna orang-orang jâhid (yang mengingkari) kebaikan-kebaikan dia terhadapnya. Mengenai hal ini, Ibnu Abbas dan lainnya mengatakan bahwa kufur macam ini terhadap toghut merupakan tindakan terpuji. Jadi, kufur yang dimaksud di sini bermakna secara bahasa, bukan secara istilah yang pelakunya berdosa.

lawan iman

Referensi: 

1-QS: al-Mujadalah 22: أُولٰئِكَ كَتَبَ في‏ قُلُوبِهِمُ الْإيمانَ

2-QS: al-Hujurat 14: وَ لَمَّا يَدْخُلِ الْإيمانُ في‏ قُلُوبِكُمْ

3-QS: an-Naml 14: وَ جَحَدُوا بِها وَ اسْتَيْقَنَتْها أَنْفُسُهُمْ ظُلْماً وَ عُلُوًّا

4-QS: al-Maidah 73: لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ

5-QS: al-Baqarah 39: وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

6-QS: an-Naml 40: قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرّاً عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ

7-QS: asy-Syu’ara 18-19: قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيداً وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ *وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِي فَعَلْتَ وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ


No comments

LEAVE A COMMENT