Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Mukjizat, ShalawatPagi itu langit terlihat cerah, seperti biasa Ali menikmati segarnya udara pagi sambil memutari rumahnya dengan membawa tasbih dan membaca shalawat berulang kali, “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad”.

Sahabatnya Reza yang sudah lama tidak ada kabarnya, tiba-tiba datang mengunjunginya. Sang sahabat sangat terheran-heran melihat tasbih di tangan Ali dan apa yang dilakukannya. Terjadilah dialog berikut ini:

Reza: Apa  yang engkau lakukan Ali? Apa yang engkau baca?

Ali: Aku membaca shalawat kepada Rasulullah SAW dan keluarganya?, Apakah hal itu buruk?

Reza: Tidak, sangat bagus sekali! Tapi apa yang terjadi? Apa kamu tidak berlebih- lebihan,

Segala sesuatu ada batasnya. Apakah engkau tidak merasa letih? Bila aku yang melakukan itu, pasti akan merasa lelah.

Ali: Tidak, aku tidak merasa lelah. Aku sudah berjanji untuk bershalawat sebanyak mungkin.

Reza: Kenapa?

Ali: Karena aku telah merasakan hasilnya.

Reza: Apa hasilnya?

Lalu Ali menceritakan pengalamannya sebagai berikut:

hadis-shalawatDulu aku miskin dan hidupku sangat sulit . Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat, kemana aku pergi dan kepada siapa aku berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ayahku dulu sangat kaya. Namun tidak ada yang tahu dimana Ayah menyimpan hartanya; apakah dipendam di bawah batu atau ditimbun di bawah pohon. Aku hampir saja membongkar satu persatu bata dinding rumah untuk menemukannya. (Baca: Shalawat Imam Ali as. untuk Nabi SAW)

Saat itu aku mulai mencari jalan keluar untuk menghindari cengkeraman kemiskinan yang menghimpit hidupku. Tiba-tiba sesuatu terlintas di benakku. Maka aku bergegas mengunjungi rumah Imam Jawad a.s.

Aku (+) katakan, “Junjunganku! Ayahku dahulu orang kaya dan meninggalkan kekayaannya. Namun aku tidak mengetahui tempatnya.”

Imam Jawad a.s. (*) bertanya, “Apakah saat ia meninggal dunia tidak berwasiat?”

+ Sebelum wafat, ia segar bugar dan tidak memiliki latar belakang penyakit serius. Ia meninggal dunia secara tiba-tiba. Oleh karena itu, ia tidak sempat menulis wasiat. (Baca: Mayat Mempelai Wanita yang Hidup Kembali)

* Sudah berapa lama meninggal dunia?

+ Minggu depan 40 harinya.

* Semoga Allah SWT merahmatinya!

+ Terima kasih! Demi Allah, bantulah aku, tuanku! Aku termasuk pencinta Anda. Doakanlah supaya harta warisan yang banyak ini dapat ditemukan tempatnya sehingga kesulitanku dapat terselesaikan dengannya!

Imam Jawad a.s. berkata, “Malam ini, setelah shalat isya dan saat ingin tidur, perbanyaklah bershalawat kepada kakekku, Muhammad Al-Mustafa SAW dan Ahlul Bait a.s. Dalam tidurmu, kamu akan berjumpa dengan ayahmu dan memberitahukan tempat kekayaannya disimpan.” (Baca: Pesan Ayah Imam Jafar untuk Hormati Kawan)

Setelah menunaikan shalat isya, aku mulai banyak-banyak bershalawat hingga ketiduran. Dalam tidur aku melihat ayah yang segera memberitahukan tempat kekayaannya. Ayah memintaku supaya membawa kekayaan itu ke hadapan Imam Jawad a.s. setelah ditemukan.

Saat terjaga pagi harinya, aku masih bingung. Namun ketika teringat mimpi itu, aku segera mencari kekayaan tersebut. Aku melaksanakan setiap petunjuk dalam mimpiku dan berhasil menemukannya persis seperti yang dikatakan ayah.

Aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah memilih dan memuliakan Muhammad SAW dan keluarganya a.s. Dengan perantara mereka, manusia selamat dari kesengsaraan.

shalawat-sempurna

Sumber: Kisah-kisah Kehidupan Imam Jawad a.s., Mahdi Muhadditsi.

Baca: Kisah-kisah Menarik Imam Jawad a.s. (I)


No comments

LEAVE A COMMENT