Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Peran dan Pengorbanan Sayidah Zainab di Karbala

Sinar 10 Muharam menyingsing, sebelum pergi ke medan tempur, Imam Husain a.s. pergi ke tenda putranya, Ali Zainal Abidin a.s. yang sedang terbaring sakit. Ali Zainal Abidin As-Sajad a.s. terlihat begitu lemah untuk bergabung bersama ayahnya di medan tempur. Dan ia pun dirawat oleh bibinya, Zainab.

Imam Husain kemudian mengucap salam perpisahan dan berkata: “Putraku, engkau adalah anakku yang terbaik dan tersuci. Sepeninggalku, engkau akan menjadi penerus kepemimpinanku. Jagalah para wanita dan anak-anak ini selama penawanan dan menempuh perjalanan berat. Hiburlah mereka. Putraku, sampaikan salamku untuk para sahabatku. Sampaikan kepada mereka bahwa imam mereka telah terbunuh di suatu tempat yang jauh dari rumahnya, dan hendaknya mereka berduka untukku.”

Sembari menarik nafas panjang, Imam Husain a.s. menoleh kepada Sayidah Zainab dan para wanita Bani Hasyim lainnya, lalu berkata: “Perhatikanlah dan ingatlah bahwa putraku ini adalah penerus kepemimpinanku dan seorang Imam yang harus ditaati oleh semua orang.”

Khusus kepada Sayidah Zainab, Imam Husain a.s. berkta: “Setelah membunuhku, para musuhku akan menjarah pakaianku dari tubuhku. Karena itu, tolong bawakanlah untukku pakaian usang, agar mereka tak melucutiku dan membiarkanku dalam keadaan telanjang.”

Baca: Tidakkah Sayyidah Zainab as Pasca Tragedi Karbala Kembali ke Madinah, Lalu Mengapa Makam Beliau di Suriah?

Sayidah Zainab pun memenuhi permintaan kakandanya, saat itu Zainab menyertakan juga kedua putranya untuk membantu Imam Husain. Mereka adalah Aun dan Muhammad. Sayidah Zainab berkata kepada imamnya: “Wahai kakakku, jika saja wanita diizinkan untuk berperang, maka aku akan korbankan nyawaku untuk menolongmu. Namun, sebagai gantinya, terimalah pengorbanan kedua putraku ini.”

Pertempuran maut pun berlangsung seharian. Satu demi satu putra-putra Imam Husain, kerabat, dan pengikutnya dibantai di medan perang. Dan ketika mengetahui kedua putranya terbunuh, Zainab menanggungnya dengan tabah. Beliau tak keluar dari tenda, tidak pula meratap pilu. Karena ia tak ingin membuat sedih saudaranya.

Setelah semuanya gugur Imam Husain mesti bertempur sendirian. Setelah bertempur dengan begitu dahsyatnya, sekujur tubuh Imam Husain pun banyak terluka, hingga akhirnya beliau terjatuh dari kuda. Para musuh segera mengelilinginya, serta menghujaninya dengan pedang dan tombak.

Pertempuran pun usai, 73 manusia pemberani telah berhadapan dengan 40 ribu pasukan musuh.  Tak satu pun dari para pendukung Imam Husain a.s. tertinggal hidup. Sementara itu, tubuh Imam Husain diinjak-injak oleh kuda-kuda musuh. Kepala beliau dipenggal. Dan bahkan pakaian usang beliau pun turut dijarah.

Baca: 10 Kemuliaan Sayyidah Zainab as (1)

Ketika Zainab melihat penderitaan Imam Husain, maka ia segera berlari ke medan perang dan menghampirinya. Kemudian beliau berpaling kepada Umar bin Sa’ad dan berkata: “Wahai Ibn Sa’ad, Husain telah dibantai sementara engkau asyik menontonnya.”

Lalu beliau menyeru pasukan musuh: “Tak adakah seorang muslim pun di antara kalian yang dapat menolong cucu Rasulullah?”

Kemudian Sayidah Zainab bergegas menghampiri Imam Ali Zainal Abidin a.s. dan menceritakan kepadanya tentang tragedi yang baru saja terjadi. Sayidah Zainab membuka pintu tenda agar Imam Sajad a.s. dapat melihat medan tempur. Beliau a.s. lalu berkata: “Wahai bibiku, ayahku telah dibunuh. Dan bersamanya berakhir pula mata air kedermawanan dan kemuliaan. Beritahukan kepada para wanita, serta mintalah mereka untuk bersabar dan tabah. Dan beritahukan kepada mereka agar bersiap untuk menghadapi penjarahan dan penawanan.”

Para musuh kemudian mendatangi tenda para wanita. Umar bin Sa’ad segera memberi perintah untuk melakukan penjarahan. Pasukan musuh segera masuk dan menjarah apa saja, lalu membakar tenda-tenda. Mereka memukul para wanita dengan gagang pedang dan menarik hijab mereka.

Bahkan alas tidur Imam Ali Zainal Abidin a.s. pun juga turut dirampas, dan beliau ditinggalkan begitu saja dalam keadaan tergeletak lemah dan tak mampu bergerak. Anting-anting Sukainah dan Fatimah binti Husain juga tak luput dari penjarahan, hingga telinga kedua gadis ini berdarah karena renggutan paksa.

Baca: Metode Dakwah Keluarga Imam Husain A.S.

Ketika tenda-tenda telah dibakar, Sayidah Zainab segera mengumpulkan para wanita dan mencari Imam Ali Zainal Abidin a.s. Ketika mengetahui bahwa Ali Zainal Abidin masih hidup, Syimr segera datang menghampiri untuk memenggal beliau. Namun, Zainab segera menjatuhkan diri di atas tubuh beliau untuk melindunginya, sehingga Syimr menghentikan niat terkutuknya.

*Disadur dari buku Biografi Sayidah Zainab karya MH Bilgrami.

No comments

LEAVE A COMMENT