Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Perbedaan antara Nubuwah, Imamah, dan Risalah

Berdasarkan arahan-arahan Alquran dan hadis yang menjelaskan tentang perbedaan antara nubuwah (kenabian), imamah (kepemimpinan), dan risalah (kerasulan), mereka yang ditugaskan oleh Allah Swt memiliki kedudukan yang berbeda-beda:

Kenabian / Nubuwah

Kedudukan kenabian adalah sebuah kedudukan penerimaan wahyu dari Allah Swt, Oleh karena itu, Nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu dan menyampaikannya kepada orang-orang yang menghendakinya. Kenabian adalah untuk membimbing umat manusia, dan untuk memenuhi tujuan penciptaan dan pencapaian manusia pada kesempurnaan yang di kehendaki, pengutusan para nabi adalah hal yang darurat dan diperlukan. Ciri-ciri paling penting para nabi adalah berikut: penerimaan wahyu, keajaiban (mukjizat), dan keterjagaan dari dosa (ismah).

Baca: ‘Birrul Walidain’ Nabi dan Imam

Ajaran kenabian termasuk dari prinsip-prinsip agama, yang mana percaya kepadanya adalah suatu keharusan dan syarat menjadi seorang muslim. Ajaran ini dalam Islam berarti meyakini kenabian Nabi Muhammad saw dan para nabi yang disebutkan dalam Alquran atau hadis. Kenabian dimulai dari Nabi Adam a.s. dan sesuai dengan ayat eksplisit dari Alquran, berakhir dengan kenabian Muhammad Saw.

Kerasulan / Risalah

Kedudukan kerasulan adalah kedudukan yang mengemban tugas penyampaian wahyu, penyebaran hukum-hukum Tuhan, dan pembinaan jiwa-jiwa manusia melalui pengajaran ilmu dan penyucian diri. Oleh karena itu, Rasul adalah orang yang bertugas untuk mengajak manusia kepada Tuhan dengan segenap upaya serta memanfaatkan segala fasilitas yang ada. Ia berusaha untuk mengusung sebuah revolusi budaya, pemikiran, dan ideologi.

Kepemimpinan / Imamah

Imamah adalah kepemimpinan umat. Sejatinya, Imam adalah seorang yang -dengan membentuk sebuah pemerintahan Ilahi dan memperoleh kekuasaan yang diperlukan- berupaya untuk menerapkan hukum-hukum Tuhan di muka bumi. Sekiranya tidak mampu secara resmi mendirikan pemerintahan, ia tetap harus berupaya semaksimal kemampuan yang dimilikinya. Dengan kata lain, tugas-tugas imam adalah menjalankan ketentuan Ilahi, sementara tugas-tugas rasul adalah menyampaikan ketentuan-ketentuan ini, atau rasul “menunjukkan jalan” dan imam “mengantarkan sampai ke tujuan”.

Baca: Para Imam Ahlulbait dan Kondisi Zamannya

Jelas bahwa kebanyakan para nabi, seperti Nabi Muhammad Saw memiliki ketiga kedudukan di atas. Beliau di samping memperoleh wahyu dan menyampaikannya, juga bertugas dan berupaya membentuk sebuah pemerintahan dalam rangka penerapan hukum-hukum Ilahi, dan menggelontorkannya melalui jalan batin dalam pembinaan jiwa.

Singkatnya, imamah merupakan kepemimpinan yang berdimensi bendawi dan maknawi, jasmani dan rohani, lahir dan batin. Imam adalah kepala pemerintahan dan pemimpin masyarakat, pemimpin agama, pembina akhlak, serta pemimpin lahir dan batin.

Dari satu sisi, Imam memimpin orang-orang yang memiliki kelayakan menempuh jalan kesempurnaan dengan kekuatan spiritual. Dengan kekuatannya, ia mengajarkan orang-orang yang buta aksara dan dengan kekuasaan pemerintahannya atau kekuatan hukum lainnya, ia menerapkan asas keadilan.

*Disadur dari buku karya Ayatullah Nasir Makarim Syirazy – 110 Persoalan Keimanan yang Menyehatkan Akal


No comments

LEAVE A COMMENT