Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tafsir: Al-Quran Ungkap Makna Mendalam ‘Hujan’ bagi Kehidupan

Bagi orang-orang yang tinggal di kawasan tropis, hujan menjadi pemandangan lumrah. Boleh jadi, ia justru dianggap sebagai petaka bagi sebagian kalangan.

Namun, bagi orang-orang yang tinggal di gurun sahara, ia merupakan suatu karunia tak terkira. Bahkan, di Tanah Air kita, seperti di Rembang, yang curah hujannya hanya beberapa kali saja turun dalam setahun, para warga yang tinggal di sana akan mensyukuri saat turunnya hujan yang sedikit itu sedemikian mendalam.

Empat belas abad yang lalu, Nabi Muhammad Saw menyampaikan firman Allah Swt dengan ekspresi yang dapat diungkap kedalaman maknanya berabad-abad kemudian. Salah satunya tentang hujan yang diungkapkan oleh Sang Penciptanya sedemikian rupa:

وَاَنۡزَلۡنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسۡكَنّٰهُ فِى الۡاَرۡضِ‌ۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوۡنَ‌
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (Q.S. al-Mukminūn [23]: 18)

Pada ayat ini, Allah Swt menggambarkan turunnya hujan di atas bumi dengan kadar yang tidak sampai membuat bumi tenggelam karena banyaknya, atau tidak mencukupi untuk menghidupkan tetumbuhan dan hewan karena sedikitnya.

Baca: Tafsir Al-Quran: Cermin Sukses dan Ujian Nabi Nuh

Bagaimana ungkapan tersebut muncul jika bukan benar-benar berasal dari Sang Penciptanya sendiri?

Inilah air, salah satu anugerah terpenting Ilahi. Itulah air, sumber kehidupan seluruh makhluk hidup.

Kemudian ayat ini memberi isyarat yang penting, yaitu proses penetrasi atau peresapan air hujan yang menghunjam ke dalam perut bumi.

Allah Swt mendeskripsikan,

فَاَسۡكَنّٰهُ فِى الۡاَرۡضِ‌ۖ

lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi,

Beberapa abad setelahnya kita mengetahui bahwa kulit terluar bumi terdiri dari dua lapisan berbeda, yang dapat menyerap air dan yang tidak dapat menyerap air.

Baca: Imam Mahdi yang Dijanjikan dan Kegaibannya Menurut Al-Quran (Bagian 1)

Andai seluruh kulit bumi hanya dapat menyerap saja, niscaya habislah air hujan itu meresap ke dalam perut bumi tanpa meninggalkan jejaknya sama sekali. Efek yang muncul ialah kekeringan usai hujan turun meski intensitasnya lama.

Karena itu pula petikan ayat selanjutnya menegaskan,

وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوۡنَ‌

dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.

Sebaliknya, andai lapisan terluar bumi seluruhnya hanyalah tanah merah, niscaya air hujan akan menetap di atas permukaan bumi, membuat keruh, membusuk, dan mencekik manusia dan makhluk yang bersemayam di atas bumi. Ia akan menjadi penyebab kematian manusia padahal di saat yang sama ia sebagai sumber kehidupan.

Namun, Allah Swt dengan Mahakasih-Nya menjadikan kulit lapisan pertama permukaan bumi dapat menyerap air. Lalu, lapisan berikutnya adalah yang tidak menyerapnya demi melestarikan air itu di dalam perut bumi.

Baca: Bukti Keberadaan Imam Mahdi a.s Perspektif Ayatullah Sayyid Mohammad Baqir Sadr

Kemudian kelestariannya memungkinkan manusia dan makhluk lain untuk memanfaatkannya sesuai kebutuhan dengan cara mengeluarkannya dari mata air atau cara lainnya.

Inilah yang membuat manusia tetap lestari. Allah Swt menjadikan air sebagai asas kehidupannya, bahkan urgensi yang lebih dari itu.

Allah Swt menciptakan untuk manusia aneka sumber dari materi hidup ini di pucuk-pucuk gunung dalam bentuk salju. Suatu saat ia akan mencair dalam setahun, lalu mengairi sungai-sungai. Di bagian lain, ia lestari di atas gunung sejak ratusan hingga ribuan tahun.

Air itu akan memengaruhi perubahan cuaca. Ia akan mengaliri sungai-sungai dan danau untuk memberi minum bumi, dan menghilangkan dahaganya.

Baca: Sehari Satu Ayat: Derita

Kata depan “di dalam” pada frasa “di dalam bumi” pada ayat tersebut mengisyaratkan bukan di permukaannya, melainkan sumber air di perut bumi yang tidak ada habisnya, (kecuali bila manusia berbuat curang atau merusaknya).

Rujukan:
al-Amtsāl fī Tafsīr Kitābillāh al-Munzal, j. 10, h. 437

No comments

LEAVE A COMMENT