Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tafsir Surat al-Qadr

Terjemah
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam al-Qadr.
2. Dan tahukah kamu apa malam al-Qadr itu?
3. Malam al-Qadr itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu, turunlah para Malaikat dan Ruh dengan izin Tuhan mereka dari segala urusan.
5. Malam itu penuh ketenangan sampai dengan terbitnya fajar.

Tafsir
Surat ini, meskipun pendek mengandung dua permasalahan yang penting dan menarik;

Pertama, bagaimana turunnya Alquran?
Turun dalam bahasa Arab disebut dengan nazala atau nuzul. Dalam Alquran ada tiga kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang turunnya ayat-ayat Alquran; “nazala, anzala dan nazzala”. Bentuk kata “nazala” dalam tata bahasa Arab disebut dengan kata kerja (fi’il lazim) yang berarti turun, seperti ayat yang berbunyi, “Dan dengan kebenaran Kami menurunkannya dan dengan kebenaran pula ia turun.” (QS. al-lsra: 105)

Sedangkan bentuk kata anzala dan nazzala disebut dengan kata kerja (fi’il muta’addy) yang berarti menurunkan. Perbedaan antara anzala dengan nazzala, adalah anzala menurunkan sekaligus, sedangkan nazzala menurunkan secara berangsur.

Baca: Tafsir Surah al-‘Adiyat

Para ahli tafsir menjelaskan bahwa Alquran yang diturunkan sekaligus dan tidak berangsur-angsur terjadi pada malam yang diberkahi: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (anzalnahu) pada malam yang penuh berkah. Sesungguhnya Kami Pemberi peringatan.” (QS. al-Dukhan: 3)

Malam yang penuh berkah ini disebut dengan malam al-Qadr. “Sesungguhnya Kami menurunkannya (anzalnahu) pada malam al-Qadr.”

Malam al-Qadr yang penuh berkah itu berada di bulan suci Ramadhan. “Bulan Ramadan yang diturunkan (unzila) di dalamnya Alquran.” (QS. al-Baqarah: 185)

Sedangkan Alquran yang diturunkan secara berangsur-angsur, maka berlangsung selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan pertanyaan yang muncul, atau peristiwa yang terjadi, atau kebutuhan individual dan sosial yang ada. “Dan Kami turunkan (nazzalna) kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat.” (QS. al-Nahl: 89)

Para mufassir berbeda pendapat tentang Alquran yang diturunkan sekaligus. Sebagian berpendapat, seperti Alamah Thabathabai, bahwa Alquran turun sekaligus pada hati Nabi Saw tetapi tidak dalam bentuk kata-kata.

Al-Qurthubi dan Al-Thabari menyebutkan bahwa Alquran diturunkan sekaligus dari Lauhul mahfudh ke langit dunia atau ke Bayt al ‘Izzah, kemudian dari situ diturunkan kepada Rasulullah Saw secara berangsur-angsur.

Kedua, apa itu malam al-Qadr, dan kapan terjadi?

Banyak keterangan tentang arti al-Qadr dalam surat ini, antara lain;

– Yang dimaksud dengan al-Qadr adalah takdir.
Pada malam itu Allah Swt menetapkan perkara-perkara yang akan terjadi selama setahun ke depan; kehidupan, kematian, rezeki, keberuntungan, kegagalan, dan lain sebagainya. Keterangan ini diambil dari ayat, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sesungguhnya Kami Pemberi peringatan. Pada malam itu ditetapkan segala urusan yang bijak.” (QS. al-Dukhan: 3-4)

Takdir dalam pandangan Islam tidak bertentangan dengan kebebasan manusia (ikhtiyar), karena takdir tidak terpisah dari dari hukum general sebab akibat. Manusia yang mengadakan sebab, sedangkan takdir adalah akibat dari sebab itu.

– Yang dimaksud dengan al-Qadr adalah ketinggian.
Malam itu disebut dengan malam al-Qadr, karena malam itu malam yang tinggi kedudukannya.

– Malam al-Qadr adalah malam ditetapkannya turunnya Alquran.
Demikian pula banyak keterangan tentang waktu terjadinya malam al-Qadr, di antaranya; pada malam pertama bulan Ramadhan, malam ke-17, malam ke-19, malam ke-21, malam ke-23, malam ke-27, dan malam ke-29. Dalam banyak riwayat, dianjurkan agar umat Islam pada malam al-Qadr memperbanyak salat, zikir, doa, kegiatan ilmiah, dan kegiatan sosial, karena malam ini nilainya lebih utama dari 1.000 bulan. Dengan pengertian, pahala ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan pada malam ini lebih besar dari pahala ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan selama 1.000 buIan.

Baca: 12 Pesan Sayid Ali Khamene’i dalam Mengisi Lailatul Qadar

Alamah Thabathabai berpendapat bahwa malam al-Qadr terjadi berulang-ulang setiap bulan Ramadan, karena pada malam itu ditetapkan segala urusan manusia selama setahun ke depan. Pada malam al-Qadr, para malaikat turun berbondong-bondong dengan izin Allah Swt untuk menetapkan urusan-urusan manusia dan membawa segala kebaikan dan berkah.

Bersama dengan mereka turun juga Ruh, siapa Ruh itu?

Sebagian berpendapat bahwa dia adalah Jibril (Ruh Amin). Ada juga yang berpendapat Ruh dalam surat ini adalah wahyu, atau makhluk yang agung lebih agung dari malaikat. Malam al-Qadr adalah malam yang penuh dengan keselamatan dan kedamaian sampai dengan terbitnya fajar, karena pada malam itu Quran diturunkan dan para malaikat beserta Ruh turun ke bumi.

*Disadur dari Tafsir Juz Amma karya Ustaz Husain Alkaff


No comments

LEAVE A COMMENT