Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomePosts Tagged "Quran"

Quran Tag

Surga  memiliki banyak kenikmatan yang disiapkan untuk para penghuninya, mulai dari makanan, minuman, bidadari, pelayanan, tempat tinggal, ketenangan dan puncaknya nikmat maknawi berupa ridho Allah. Yang semua itu sesuai riwayat tidak pernah dilihat sebelumnya, tidak pernah didengar / dibicarakan sebelumnya bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun di benak dan pikiran siapapun.

Di antara nikmat dan pelayanan yang tiada tara itu adalah para penduduk surga akan dilayani oleh Wildan Mukhaladun. Siapa sebenarnya para anak muda “Wildan” yang dikekalkan sebagaimana disebutkan di dalam Alquran itu? Apakah mereka dari golongan manusia atau dari golongan Malaikat?

Dalam beberapa ayat suci al-Quran al-Karim terdapat kata “i’tisham” yang lazim diartikan “berpegang teguh”, dan kata “farar” yang berarti “bergegas/lari.” Dalam artikel ini mari kita coba memahami makna dua ungkapan ini dalam hubungannya dengan tazkiyah nafs (penyucian diri). Sebelumnya, mari kita simak beberapa firman Allah

KlarifikasiSyi’ah berkeyakinan bahwa Imamah / kepemimpinan setelah kepergian Rasulullah Saw termasuk dalam Ushuluddin dan termasuk hal primer dalam agama. Hanya pertanyaannya kalau memang demikian, mengapa nama para pemimpin sejati ini tidak ada yang disebut dalam kitab suci al-Quran? Tidakkah lebih baik nama-nama itu disebut sehingga mencegah terjadi konflik di antara umat? Tidakkah Allah Maha Kasih dan Sayang terhadap para hamba-Nya?

Berdasarkan tafsir riwai ada sekitar 300 ayat di dalam al-Quran yang berkaitan dengan Imam Ali as akan tetapi tidak ada satupun dari kasus-kasus tersebut yang menyebut nama beliau secara gamblang.[1]

Berikut ini beberapa alasan singkat tentang hal ini:

  1. Kekhawatiran terjadinya tahrif Quran. Al-Quran harus terjaga dari segala bentuk tahrif dan perubahan, karena dia diturunkan untuk semua masa. Hal-hal yang dapat memicu tahrif harus dihilangkan. Tak terkecuali penyebutan nama para imam di dalamnya. Pasti akan membuat sebagian menuduh Nabi Saw telah mentahrif, atau mengatakan ayat ini untuk kepentingan keluarganya dan yang lebih parahnya lagi mereka akan mentahrif sendiri. Salah satu buktinya, Quran yang dikumpulkan oleh Imam Ali as tidak mereka terima dan lebih memilih yang dikumpulkan oleh yang lain.[2] Padahal semua sudah tahu keutamaan dan ketakwaan beliau.