Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tingkatan Ilmu Tuhan

Ilmu Allah dapat digambarkan dalam tiga bentuk, yakni:

  1. Ilmu terhadap zat.
  2. Ilmu terhadap wujud dan makhluk sebelum penciptaannya.
  3. Ilmu terhadap wujud dan makhluk setelah penciptaannya.

Dengan begitu, Tuhan Maha Mengetahui terhadap zat-Nya sendiri serta terhadap semua maujud sebelum penciptaan dan setelah penciptaannya.

1) Ilmu Tuhan terhadap zat-Nya

Kita mengetahui secara global bahwa Tuhan mengetahui zat-Nya. Bahkan kita, manusia, juga mengetahui zat kita masing-masing. Maka, Tuhan yang adalah Pencipta kita pasti mengetahui dan mengenal zat-Nya.

Dalil lain untuk kebenaran ilmu Tuhan terhadap zat-Nya ialah:

Pertama, Tuhan terlepas dari materi dan jasmani. Sebab, sangat tidak mungkin wajib al-wujud adalah materi atau material. Oleh karena kelaziman materi adalah ketersusunan, yang berarti menimbulkan kebutuhan terhadap bagian-bagian penyusun, maka sesuatu yang memiliki bagian dan membutuhkan mustahil disebut wajib al-wujud.

Baca: Muhammad antara Tuhan dan Semesta

Kedua, setiap wujud non-materi mengetahui dirinya. Sebab, Dia hadir pada diri-Nya. Kehadiran zat pada diri-Nya adalah ilmu terhadap zat. Kesimpulannya, oleh karena Tuhan terlepas dari materi maka Zat Ilahi hadir pada diri sendiri. (Muhammad Husain Thabathaba’i, Nihayah al-Hikmah, hal. 254)

2) Ilmu Tuhan terhadap Wujud sebelum Penciptaan

Hakikat ini sangat jelas dan gamblang. Seorang manusia pasti memiliki pengetahuan terhadap apa yang ia buat sebelum pembuatannya. Jika manusia demikian, apalagi kelaziman pada Allah, pasti Dia memiliki pengetahuan terhadap makhluk-Nya sebelum penciptaan. Para teolog menyebutkan beberapa dalil untuk hakikat ini,

  1. a) Pengetahuan terhadap sebab. Setiap sebab meniscayakan pengetahuan terhadap akibatnya. Coba kita perhatikan seorang ahli astronomi yang mengetahui sebab terjadinya gerhana bulan atau gerhana matahari. Ilmu terhadap sebab gerhana tersebut meniscayakan ilmu terhadap akibat, yakni gerhana bulan dan gerhana matahari. Oleh sebab itu, wujud yang memiliki ilmu terhadap sebab maka ia akan memiliki ilmu terhadap akibatnya dan karena zat Allah adalah sebab bagi semua keberadaan, maka ilmu Allah terhadap zat-Nya sebenarnya adalah ilmu-Nya terhadap segenap makhluk. Tuhan yang mempunyai pengetahuan terhadap zat-Nya maka berarti Dia memiliki pengetahuan terhadap semua makhluk.
  2. b) Keteraturan dan keselarasan alam wujud ini memberikan kesaksian bahwa Tuhan mengetahui segenap rahasia, jalur, dan detail-detail alam semesta. Wujud yang tidak mengetahui detail dan hukum-hukum alam semesta tidak akan bisa membuat keteraturan yang begitu menakjubkan. Alquran yang suci juga mengisyaratkan dalil ini dalam ayatnya, Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan)? dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Mulk: 14)

Ayat ini menyatakan bahwa Allah Swt yang menciptakan semua makhluk mengetahui perihal makhluk tersebut sebelum penciptaannya. Tentang hal ini Imam Muhammad Baqir a.s. berkata: “Tuhan senantiasa ada sementara yang lain tidak ada. Dia senantiasa mengetahui segenap alam wujud. Maka ilmu-Nya terhadap alam wujud sebelum penciptaan sama seperti ilmu-Nya terhadap alam wujud setelah penciptaan.” (Muhammad Yaqub Kulaini, Ushul al-Kafi, 1/107)

3) Ilmu Tuhan terhadap alam wujud setelah penciptaan

Tuhan mengetahui semua makhluk yang ada di alam semesta. Para ulama menyebutkan beberapa dalil untuk hakikat ini. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa rincian uraiannya.

Seluruh keberadaan merupakan akibat dari Tuhan. Wujud zati dari setiap akibat hadir dan tidak pernah lepas dari Sebab, karena akibat hakikatnya adalah suatu ketergantungan dan keterikatan pada Sebab. Jika akibat tidak hadir pada sebab, berarti akibat itu independen dalam wujudnya. Sementara hakikat akibat ialah tidak bisa lepas dan pasti bergantung pada sebabnya.

Baca: Makna dan Macam-macam Keadilan Tuhan

Dengan demikian, seluruh hakikat akibat hadir pada Zat Tuhan. Dan hakikat dari ilmu adalah kehadiran yang diketahui pada Zat yang mengetahui. Dari sini kita katakan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu. Dalil ini dapat diutarakan dengan penjabaran lain berikut ini.

Setiap maujud selain Tuhan adalah mumkin al-wujud. Dan setiap yang mumkin al-wujud bersandar pada wajib al-wujud, Allah Swt. Oleh sebab itu, Tuhan mengetahui semua wujud mumkin tersebut. Mumkin al-wujud di sini lebih umum dari juzi maupun kulli, jauhar maupun ‘ardh, materi maupun non-materi, wujud dzihni maupun wujud eksternal. Dengan demikian, tidak ada satu keberadaan pun yang keluar dari ilmu Tuhan.

*Disadur dari buku Panorama Pemikiran Islam – Ayatullah Jafar Subhani

No comments

LEAVE A COMMENT