Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Doa Arafah, Apa dan Bagaimana?

 

Tayangan Indosiar tentang wukuf jamaah haji Iran ke Karbala jelas adalah kekeliruan dan gambaran dari ketidakmengertian. Mereka menyamakan antara wukuf dengan doa dan ziarah Arafah yang biasa dilakukan oleh muslim Syiah setiap tahun bersamaan dengan wukuf.

Doa dan ziarah Arafah sendiri adalah kumpulan doa, munajat dan amalan  yang dibaca sebaiknya oleh jemaah haji ketika mereka wukuf di Arafah. Mengingat kandungan dan isinya, bagi kalangan muslim Syiah, amalan ini dilakukan juga di tempat masing-masing. Ada yang membaca sendiri ada juga yang membaca bersama-sama. Apa yang dilakukan di Karbala adalah pembacaan ziarah dan doa Arafah, bukan wukuf. Doa dan ziarah semacam ini dilakukan oleh semua muslim Syiah di seluruh dunia. Iraq, Iran dan termasuk di Indonesia.

Apa saja yang dilakukan?

Amalan yang terkait dengan Ziarah Arafah dimulai pada tanggal 8 Dzul Hijjah yang kita kenal dengan hari Tarwiyah. Pada hari ini disunnahkan berpuasa dan mandi sunnah. Inilah proses pembersihan diri sebelum memasuki malam kesembilan. Malam kesembilan, yang penuh berkah itu akan dipenuhi dengan munajat dan doa kepada Allah. Dalam Mafatih Al Jinan disebutkan sebuah riwayat bahwa “Orang yang membaca Doa Malam Arafah pada malam Arafah atau pada malam hari-hari yang sepuluh, Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (Baca: Doa Arafah)

Ziarah Arafah dilakukan setelah shalat dzuhur. Mengingat keutamaan dan waktu yang bersamaan dengan wukuf haji, ziarah ini biasanya diikuti oleh banyak orang. Di Iran hampir setiap lembaga mengadakan. Kumpulan terbesar biasanya ada di komplek makam para Imam dan orang-orang suci. Di Masyhad diadakan di komplek makam Imam Ridho as, dan di Qom diadakan di makam Sayyidah Ma’sumah.

Amalan yang berkaitan dengan ziarah Arafah sendiri cukup banyak. Selain puasa, tasbih dan istighfar, doa yang biasa dibaca adalah Doa Arafah Imam Husein as.  dan Imam Zainal Abidin as. Kedua doa ini termasuk doa yang sangat penting dan sarat dengan ajaran makrifat tingkat tinggi. (Baca: “Makna Penyempurnaan Karunia Allah dalam Doa Arafah“)

Inti dari doa dan ziarah ini adalah pengetahuan tentang Tuhan, penjelasan sifat-sifat Ilahi, pembaruan janji dan sumpah dengan Allah, dan pengetahuan ihwal para nabi, memperkuat hubungan dengan mereka, mengingat akhirat dan menampakkan keyakinan hati.

Doa dan ziarah ini berisi pula tentang ketundukan dan kepatuhan ke haribaan Allah, mengakui dosa-dosa dan tobat, kembali dan memohon ampunan, dan kembali berpaling kepada sifat-sifat terpuji, berbuat dengan amalan-amalan yang baik. (Munajat Cinta Imam Husein di Arafah)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَرْغَبُ إِلَيْكَ وَ أَشْهَدُ بِالرُّبُوْبِيَّةِ لَكَ مُقِرًّا (مُقِرٌّ) بِأَنَّكَ رَبِّيْ وَ أَنَّ إِلَيْكَ مَرَدِّيْ، ابْتَدَأْتَنِيْ بِنِعْمَتِكَ قَبْلَ أَنْ أَكُوْنَ شَيْئًا مَذْكُوْرًا وَ خَلَقْتَنِيْ مِنَ التُّرَابِ ثُمَّ أَسْكَنْتَنِي الْأَصْلَابَ آمِنًا لِرَيْبِ الْمَنُوْنِ وَ اخْتِلاَفِ الدُّهُوْرِ وَ السِّنِيْنَ

فَلَمْ أَزَلْ ظَاعِنًا مِنْ صُلْبٍ إِلَى رَحِمٍ فِيْ تَقَادُمٍ مِنَ الْأَيَّامِ الْمَاضِيَةِ وَ الْقُرُوْنِ الْخَالِيَةِ، لَمْ تُخْرِجْنِيْ لِرَأْفَتِكَ بِيْ وَ لُطْفِكَ لِيْ (بِيْ) وَ إِحْسَانِكَ إِلَيَّ فِيْ دَوْلَةِ أَئِمَّةِ الْكُفْرِ الَّذِيْنَ نَقَضُوْا عَهْدَكَ وَ كَذَّبُوْا رُسُلَكَ

Ya Allah sungguh aku mencintai-Mu, aku bersaksi dengan rububiyah-Mu, kuakui bahwa Engkau adalah Tuhanku,kepada-Mu pengembalianku, Engkau ciptakan aku dengan limpahan nikmat-Mu, sedang aku ketika itu belum berupa apapun yang dapat disebut, Kau ciptakan aku dari tanah, Kau tempatkan aku dalam tulang-tulang punggung, Kau jaga aku dari kematian, Kau lindungi aku dalam pergantian waktu dan usia.

kemudian aku bergegas dari tulang punggung menuju rahim, diantara hari-hari berlalu dan masa-masa yang telah lewat karena kasih sayang, kelembutan dan kebaikan-Mu padaku, tak Kau keluarkan daku di negeri pemimpin-pemimpin kafir, yang membatalkan janji-Mu, yang mendustakan Rasul utusan-Mu…

اَللّهُمَّ اجْعَلْنى اَخْشاكَ كَاُنّى اَراكَ، وَاَسْعِدْنى بِتَقوايكَ، وَلا تُشْقِنى بِمَعْصِيَتِكَ، وَخِرْلى فى قَضآئِكَ، وَبارِكْ لى فى قَدَرِكَ، حَتّى لا أُحِبَّ تَعْجيلَ ما اَخَّرْتَ وَلا تَأخيرَ ما عَجَّلْتَ، اَللّهُمَّ اجْعَلْ غِناىَ فى نَفْسى، وَالْيَقينَ فى قَلْبى، وَالاِْخْلاصَ فى عَمَلى، وَالنُّورَ فى بَصَرى، وَالْبَصيرَةَ فى دينى، وَمَتِّعْنى بِجَوارِحى، وَاجْعَلْ سَمْعى وَبَصَرىَ الْوارِثَيْنِ مِنّى، وَانْصُرْنى عَلى مَنْ ظَلَمَنى، وَاَرِنى فيهِ ثَاْرى وَمَآرِبى، وَاَقِرَّ بِذلِكَ عَيْنى

“Ya Allah jadikanlah daku (orang yang) takut pada-Mu seolah-olah daku melihat-Mu. Berilah daku kebahagiaan dengan taqwa pada-Mu, janganlah Engkau celakakan daku dengan bermaksiat pada-Mu, pilihkanlah yang terbaik bagiku dalam qadha’-Mu, sehingga daku tidak menginginkan disegerakan nya hal-hal yang Engkau perlambat, tidak pula mem perlambat hal-hal yang Engkau segerakan. Ya Allah jadikanlah dalam diriku (rasa) cukup dalam hatiku, keyakinan dalam hatiku, keikhlasan dalam amalku, cahaya dalam agamaku dan berilah aku kesenangan dengan anggota tubuhku, serta jadikanlah pendengaran dan penglihatanku dua hal yang mewarisiku. Tolonglah daku dari orang yang menganiayaiku, tunjukkan padaku saat pembalasan, sehingga daku akan puas dengannya.”

[*]

Baca: “Kelahiran Imam Mahdi dalam Catatan

 

Latest comment

LEAVE A COMMENT