Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
Home2016 (Page 2)

December 2016

Oleh: Ustadz Husein Alkaff, MA* “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

Mengandung Selain haidh, AlQuran juga mengisyaratkan kesulitan saat mengandung sebagai salah satu ciri-ciri ibu dalam surah Luqman ayat 14: وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;

Pohon cemara telah terhias indah di sebagian besar pusat perbelanjaan dan perkantoran. Tak kalah,  tempat-tempat wisata pun mengubah dekorasinya bernuansa Natal. Acara-acara di televisi banyak menyajikan acara bertemakan Natal. Dan masih banyak hal lainnya yang bernuansa Natal. Bahkan pohon Natal terhias indah di depan Istana

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.  اَلْحَمْدُ ِللهِ وَ الْحَمْدُ حَقُّهُ كَمَا يَسْتَحِقُّهُ حَمْدًا كَثِيْرًا, وَ أَعُوذُ بِهِ مِنْ شَرِّ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوْءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّي, وَ أَعُوذُ بِهِ مِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ الَّذِي يَزِيْدُنِي ذَنْبًا إِلَى ذَنْبِي, وَ أَحْتَرِزُ بِهِ مِنْ كُلِّ جَبَّارٍ فَاجِرٍ, وَ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.  اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي لَمْ يُشْهِدْ أَحَدًا حِيْنَ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضَ, وَلاَ اتَّخَذَ مُعِيْنًا حِيْنَ بَرَأَ النَّسَمَاتِ, وَ لَمْ يُشَارَكْ فِي اْلإِلَهِيَّةِ وَ لَمْ يُظَاهَرْ فِي الْوَحْدَانِيَّةِ, كَلَّتِ اْلأَلْسُنُ عَنْ غَايَةِ صِفَتِهِ, وَ الْعُقُوْلُ عَنْ كُنْهِ مَعْرِفَتِهِ, وَ تَوَاضَعَتِ الْجَبَابِرَةُ لِهَيْبَتِهِ, وَ

Rukun Kedua, Tekad Untuk Tidak Mengulangi Rukun ini juga tergolong perkara yang gamblang, karena tanpa tekad ini tidak mungkin seseorang dapat kembali kepada Allah atau kepada fitrahnya nan jernih. Dalam penyesalan pada umumnya terkandung tekad untuk tidak mengulangi perbuatan yang disesali. Imam Jakfar al-Shadiq as meriwayatkan dari