Surga memiliki banyak kenikmatan yang disiapkan untuk para penghuninya, mulai dari makanan, minuman, bidadari, pelayanan, tempat tinggal, ketenangan dan puncaknya nikmat maknawi berupa ridho Allah. Yang semua itu sesuai riwayat tidak pernah dilihat sebelumnya, tidak pernah didengar / dibicarakan sebelumnya bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun di benak dan pikiran siapapun.
Di antara nikmat dan pelayanan yang tiada tara itu adalah para penduduk surga akan dilayani oleh Wildan Mukhaladun. Siapa sebenarnya para anak muda “Wildan” yang dikekalkan sebagaimana disebutkan di dalam Alquran itu? Apakah mereka dari golongan manusia atau dari golongan Malaikat?
Sebenarnya kata “Wildan” yang bermakna anak-anak muda disebutkan dalam Alquran sebanyak dua kali, di dalam surat al-Waqi’ah dan di surat al-Insan.
Ayat yang terdapat di dalam surat al-Waqi’ah ayat 17-18 firman Allah Swt yang berbunyi:
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir”
Sedangkan ayat yang lain terdapat di dalam surat al-Insan ayat 19. Allah Swt berfirman:
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنثُورًا
“Dan mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan”.
Akan tetapi Alquran tidak menyebutkan tentang hakikat “Wildan”, melainkan hanya mensifati mereka dalam dua ayat tersebut dengan kata “Mukhalladun” yang dikekalkan, yang berarti jelas bahwa sesungguhnya mereka memiliki bentuk dan kemudaan / kebeliaan yang selalu terjaga. Mereka tidak mengalami penuaan dan mereka seterusnya akan demikian untuk selama-lamanya.
Ayat di surat al-Insan tersebut mengumpamakan mereka bagaikan mutiara-mutiara yang bertebaran, sebagai gambaran tentang keelokan paras dan keremajaan bentuk serta kejernihan warna mereka.
Dapat dipahami dari ayat yang terdapat di surat al-Wa’qiah di atas bahwa peranan yang dipercayakan kepada mereka adalah melayani orang-orang yang beriman sebagai penghuni surga, dan hal itulah yang nampak jelas dari firman Allah Swt:
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir”
Makna dari dikelilingi oleh para anak muda “Wildan” tersebut sembari membawa beberapa gelas dan cerek untuk membawakan serta mempersembahkan kepada para penghuni surga.
Sebagaimana pula telah jelas dari kedua ayat di atas bahwa mereka para anak muda “Wildan” bukanlah dari golongan malaikat, karena tidak ditemukan ungkapan tentang para malaikat bahwa mereka adalah para anak muda “Wildan”.
Di samping itu, jikalau mereka adalah para malaikat setidaknya mereka tidak disifati dengan para anak muda“Wildan”; karena penyebutan para malaikat dengan ungkapan para anak muda “Wildan” bisa saja menurunkan derajat mereka. Hal ini pastinya sangat bertentangan dengan kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada mereka, di mana Allah Swt telah mensifati mereka di dalam kitab suci-Nya dengan ungkapan:
عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ لا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya”.
Memang tidaklah bermasalah jikalau Allah Swt menurunkan derajat para malaikat untuk melayani orang-orang yang beriman sebagai penghuni surga hanya saja hal tersebut tidak menunjukkan bahwa yang dimaksud dari firman Allah Swt itu adalah para malaikat :
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda”.
Hal yang biasanya dipahami adalah penggunaan kata “Wildan” itu bermaknakan anak kecil dari bangsa manusia, kalau seandainya yang dimaksud dari kata “Wildan” tersebut adalah malaikat maka pasti akan ada penguat dan sesuatu yang menunjukkan ke arah sana, dengan tidak adanya tanda yang menjelaskan hal tersebut, dan dengan tidak adanya penguat bahwa kata “Wildan”tersebut digunakan untuk malaikat maka jelaslah bahwa yang dimaksudkan dari firman Allah Swt tersebut bukanlah para malaikat.
Memang tidak ada penegasan di kedua ayat di atas bahwa mereka para anak muda“Wildan” adalah dari bangsa manusia. Akan tetapi, di dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa mereka adalah dari anak-anak yang ada di dunia. Pada satu ketika Rasulullah Saw ditanya berkaitan dengan anak-anak kecil (yang belum sampai usia balig) dari keturunan orang-orang musyrik yang telah meninggal dunia beliau bersabda: “Para pelayan penghuni surga berbentuk anak-anak muda, dan sesungguhnya mereka diciptakan untuk melayani penghuni surga”
Diriwayatkan juga dari dari Amirul Mukminin as, beliau pernah bersabda: “al-Wildan” adalah anak-anak dari penduduk dunia yang masih belum memiliki kebaikan yang mengharuskan mereka diberi pahala, dan tidak memiliki keburukan sehingga mereka layak untuk disiksa, maka mereka menempati posisi ini”
Begitu juga terdapat beberapa riwayat yang muatannya tidak jauh berbeda yang berasal dari Ahlussunnah hanya saja kesemuanya itu adalah riwayat-riwayat yang sangat lemah dari sisi sanadnya.
Ada kemungkinan lain yang ditambahkan oleh riwayat-riwayat tersebut, bahwa anak-anak muda “al-Wildan” yang dikekalkan meskipun mereka memiliki tabiat kemanusian akan tetapi penciptaan mereka adalah penciptaan yang lain, tugas mereka seperti tugas para bidadari, maka mereka bukanlah dari anak-anak dunia hanya saja tabiat mereka menyerupai tabiat anak-anak dunia.
Wallau a’lam bishowab.