Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Awal Mula Peristiwa Ziarah Arbain Husaini

Tawanan Ahlulbait telah dibebaskan oleh Yazid, kini mereka pulang menuju Madinah. Karavan ini ditandu dan diselimuti dengan kain hitam, agar orang-orang mengetahui bahwa penunggangnya sedang berkabung.

Ketika penduduk Damaskus mengetahui bahwa keluarga Nabi Saw akan berangkat, para wanita segera berdatangan ke tempat kediaman mereka untuk mengucapkan salam perpisahan. Banyak yang turut mengantar mereka hingga setengah perjalanan, dan kemudian kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan berat.

Selama perjalanan, Nu’man bin Basyir (yang ditugaskan) memperlihatkan sikap hormat dan perhatian kepada rombongan Sayidah Zainab. Kapan saja mereka berhenti, tenda-tenda pria didirikan sejauh satu mil dari tenda-tenda wanita, agar para wanita dapat bergerak bebas tanpa rintangan dan pengawasan.

Baca: Ritus Arbain, Long March Cinta

Majelis duka selalu diadakan di mana pun mereka berhenti, dan banyak masyarakat yang turut bergabung, mendengar, dan mengetahui kebenaran.  Perjalanan mereka ke Madinah melalui Karbala.  Di sana mereka bertemu dengan Jabir bin Abdullah al-Anshari dan para pemuka Bani Hasyim, yang datang untuk berziarah ke makam Imam Husain a.s.

Diriwayatkan bahwa rombongan Sayidah Zainab melakukan perjalanan dengan membawa kepala Imam Husain a.s. dari Damaskus, dan setibanya di Karbala kepala Imam Husain akan digabungkan dengan tubuhnya yang dimakamkan di Karbala pada hari Asyura oleh Imam Ali Zainal Abidin a.s. Sebuah majelis agung diselenggarakan sebelum mereka melanjutkan perjalanan, inilah pertama kalinya ziarah Arbain Imam Husain diadakan.

Ketika tiba saatnya mereka meninggalkan Karbala, Sayidah Zainab berkeinginan untuk tetap tinggal di makam kakak beliau hingga ajal menjemputnya. Namun, Imam Ali Zainal Abidin a.s. memohon dengan sangat agar beliau ikut kembali ke Madinah, dan akhirnya beliau pun setuju.

Baca: Budaya Arbain dan Jabir Al-Anshari

Setiap kali rombongan mereka berhenti di suatu tempat, majelis duka selalu digelar. Ketika kota Madinah telah terlihat, Sayidah Zainab memerintahkan para wanita agar turun dari unta mereka dan memasang tenda, serta memasang bendera hitam. Ketika melihat kedatangan mereka, penduduk Madinah segera bergegas menghampiri. Dan untuk kesekian kalinya, Sayidah Zainab memberitakan tentang tragedi Karbala dan penawanan mereka.

Setelah beberapa saat, Imam Ali Zainal Abidin a.s. meminta para wanita untuk bersiap-siap memasuki Madinah. Kemudian mereka pun masuk ke kota Madinah dengan berjalan kaki sembari mengangkat bendera hitam tinggi-tinggi. Sayidah Zainab langsung menuju makam Rasulullah Saw. Di sana beliau berdoa dan mengabarkan kepada Kakeknya Saw tentang pembantaian yang menimpa cucu beliau Al-Husain.

Dikutip dari buku Biografi Sayidah Zainab karya MH Bilgrami


No comments

LEAVE A COMMENT