Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Tokoh-tokoh Agung yang Menangis untuk Imam Husain a.s.

Apabila kita merujuk kepada sejarah dan hadis, kita dapat melihat bahwa Nabi Muhammad Saw, Ahlulbaitnya a.s, para sahabatnya, generasi yang datang setelah wafatnya Nabi Saw, dan tokoh-tokoh besar umat Islam, semuanya menangis dan berkabung atas Musibah yang menimpa Imam Husain a.s. Hal ini tertulis dalam literatur Sunni dan Syiah. Berikut di antara beberapa contoh dari sumber-sumber Sunni.

Nabi Muhammad Saw

Aisyah meriwayatkan: “Husain bin Ali datang ke rumah sementara wahyu tengah diturunkan kepada Rasulullah Saw. Dia meraih pinggang Nabi dan naik ke atas punggungnya dan mulai bermain. Malaikat Jibril berkata kepada Nabi saw, ‘Hai Muhammad! Sesungguhnya, segera akan terjadi bahwa umatmu akan menciptakan hasutan dan konspirasi setelahmu dan membunuh anakmu ini.’

Kemudian, Jibril mengulurkan tinjunya keluar dan mengeluarkan tanah liat yang dia berikan kepada Rasulullah Saw. Dia berkata: ‘Di tanah inilah di mana anakmu akan dibunuh. Sebuah negeri yang disebut Thuff.’

Baca: Muharram: Parade Kepala Suci dan Para Tawanan Keluarga Imam Husein

Ketika malaikat Jibril pergi, Rasulullah bergabung dengan para sahabatnya. Beliau masih memegang tanah liat itu di tangannya. Di antara mereka adalah Abu Bakar, Umar, Ali, Hadzaifah, Ammar dan Abu Dzar. Nabi saw mulai menangis. Mereka bertanya: ‘Mengapa engkau menangis, ya Rasulullah?’

Beliau menjawab: ‘Jibril telah mengatakan kepadaku bahwa anakku, Husain, pasti akan dibunuh di tanah yang disebut Thuff. Dia membawakan tanah untukku dari tanah itu. Dia juga memberitahu aku bahwa Husain akan dimakamkan di tempat yang sama.’”

Hadis ini terdapat dalam banyak kitab, di antaranya;

  1. Tarikh Ibnu Katsir, jil. 11, hal. 29-30.
  2. Tadzkirah al-Huffaz, jil. 2, hal. 164.
  3. Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jil. 5, hal. 364.
  4. Hakim Naisaburi, al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain, jil 3, hal. 176.
  5. Ahmad bin Hambal, al-Musnad, jil.3, hal. 342.

Imam Ali bin Abi Thalib

Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Najja mengatakan, “Ali dan aku memulai perjalanan. Ketika kami mencapai lembah Naynawa, sedang dalam perjalanan ke Shiffin, dia menjerit keras dan berkata: ‘Duhai Abu Abdillah! Bersabarlah di dekat Sungai Efrat, ya Abu Abdillah!’

Najja mengatakan bahwa dia bertanya kepada Ali mengapa dia mengatakan hal ini. Imam Ali menjawab: ‘Suatu hari, aku mengunjungi Nabi Mulia dan menemukan dia menangis. Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah ada orang yang membuatmu marah? Mengapa kau menangis?’ Nabi saw menjawab: ‘Beberapa saat yang lalu, malaikat Jibril ada di sini. Dia memberitahu aku bahwa al-Husain akan dibunuh di sebelah Sungai Efrat.”

Najja meriwayatkan, “Imam Ali as berkata kepadaku, ‘Apakah kau ingin aku memberimu bagian dari tanah di mana Husain akan dibunuh? Apakah kau ingin menciumnya?’ Aku berkata, ‘Ya!’ Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan memberiku segenggam tanah. Aku tak bisa mengendalikan diri, dan karenanya air mataku jatuh.”

Baca: Pergerakan Imam Husein as Sebuah Taklif

Hadis ini terdapat dalam banyak kitab, di antaranya;

  1. Mukhtashar Tarikh Dimasyq, Tarjamah al-Imam al-Husain as, hal. 238.
  2. Tahdzib al-Tahdzib, jil.2, hal. 300.
  3. Ahmad bin Hambal, al-Musnad, jil 1, hal. 58.
  4. Al-Mu’jam al-Kabir, jil.2, hal. 105.

Imam Ali Zainal Abidin a.s.

Dengan sanad riwayatnya sendiri dalam Mukhtashar Tarikh Dimasyq, Terjamah al-Imam Zain al-Abidin as, hal. 56 dan Hiliyah al-Awliya, jil. 3, hal. 138, Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Ja’far bin Muhammad a.s. berkata: “Ditanyakan tentang Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib mengapa ia sering banyak menangis untuk Husain.

Dia menjawab, ‘Jangan menyalahkan aku, karena ketika Ya’qub kehilangan salah satu anaknya, dia menangis sehingga matanya menjadi putih, namun ia tahu bahwa anaknya masih hidup dan tidak mati. Tetapi aku melihat empat belas anggota keluargaku dibantai dalam satu hari. Apakah kau ingin kesedihan dan rasa sakit yang aku rasakan bagi mereka untuk meninggalkan hatiku?’”

Imam Ja’far Shadiq a.s.

Dengan sanad riwayatnya sendiri, Abul Faraj Isfahani meriwayatkan bahwa Ismail Tamimi berkata: “Aku bersama Abu Abdullah bin Ja’far Muhammad ketika hambanya meminta izin untuk membolehkan penyair Sayid Humairi masuk. Imam a.s. memberinya izin untuk masuk. Keluarga Imam pergi ke balik tirai dan Sayid Humairi masuk. Ketika ia masuk, ia memberi salam kepada Imam Shadiq a.s. dan mengambil duduk di sudut. Imam Shadiq as memintanya untuk membacakan beberapa puisi.

Sayid Humairi membacakan syair ratapan untuk Imam Husain. Kemudian Sayid Humairi berkata, ‘Aku melihat air mata Ja’far bin Muhammad mengalir di sisi pipinya, dan suara-suara keras ratapan terdengar di rumah Imam, sedemikian rupa sehingga Imam Shadiq a.s. meminta mereka untuk mengendalikan diri. Semua orang taat dan mereka menjadi tenang.’” (Al-Aghani, jil. 2, hal. 240)

Ummul Mukminin Ummu Salamah

Ketika Ummu Salamah diberitahu bahwa Imam Husain a.s. telah dibunuh, dia berkata: “Apakah mereka benar-benar melakukannya? Semoga Allah mengisi kuburan mereka dengan api!”

Kemudian, dia menangis dan menangis sehingga dia pingsan. (Al-Shawaiq al-Muhriqah, hal.196)

Sahabat Abdullah bin Abbas

Sibth bin Jawzi meriwayatkan: “Setelah Husain dibunuh, Abdullah bin Abbas terus menangis untuknya sampai matanya menjadi buta.” (Tadzkirah al-Khawash, hal. 152)

Sahabat Anas bin Malik

Qunduzi Hanafi mengatakan: “Ketika kepala Imam Husain bin Ali dibawa ke Ibnu Ziyad, dia memasukkannya ke dalam baskom dan mulai memukul gigi Imam dengan tongkat kayu di tangannya sambil berkata: ‘Aku belum pernah melihat gigi yang indah ini. Anas yang menyertainya dan ia mulai menangis dan berkata: ‘Dari semua orang, Husain adalah orang yang paling menyerupai Nabi Saw.’” (Yanabi ‘al-Mawaddah, hal. 389, sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmizi)

Sahabat Zaid bin Arqam

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan sebuah hadis bahw Zaid bin Arqam berada di hadapan Ibnu Ziyad. Dia berkata kepadanya: “Singkirkan tongkat kayumu! Aku bersumpah demi Allah! Aku telah berkali-kali melihat Rasulullah mencium dua bibir itu. Kemudian, Zaid bin Arqam mulai menangis. (Sair A’lam al-Nubala, jil.3, hal. 315; Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jil. 3, hal. 434)

Hasan bin Abil Hasan Bashri

Zuhri mengatakan: “Ketika Hasan Bashri diberitahu bahwa Imam Husain telah dibunuh, dia menangis sehingga pipinya basah dengan air mata.”

Baca: Jalinan Ruh Suci Imam Husein a.s. dengan Allah Kekasihnya Lewat Lantunan Doa

Kemudian, dia berkata: “Semoga orang-orang yang telah membunuh putra dari putri Nabi mereka sendiri dihinakan.” (Tadzkirah al-Khawash, hal. 265; Ansab al-Asyraf, jil.3, hal. 227; al-Mu’jam al-Kabir, jil. 3, hal. 127)

*Dikutip dar buku Asyura dan Kebangkitan Imam Husain karya Ali Ashgar Ridhwani


No comments

LEAVE A COMMENT