Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Makna Iman, Kekafiran, dan Keraguan Menurut Imam Ali a.s.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. ketika ditanya tentang keimanan, beliau berkata:

Iman berdiri di atas empat kaki: kesabaran, keyakinan, keadilan dan jihad. Kesabaran pun mempunyai empat aspek: gairah, takut, zuhud, dan antisipasi (akan kematian). Maka barang siapa bergairah untuk surga, ia akan mengabaikan hawa nafsunya; barangsiapa takut akan api (neraka), ia akan menahan diri dari perbuatan terlarang; dan barang siapa mengantisipasi kematian ia akan bergegas kepada amal baik.

Keyakinan juga mempunyai empat aspek: penglihatan yang bijaksana, kecerdasan, pengertian, menarik pelajaran dari hal-hal yang mengandung pelajaran dan mengikuti contoh orang-orang sebelumnya. Oleh karena itu, barang siapa melihat dengan bijaksana, pengetahuan bijaksana akan terwujud kepadanya, dan barangsiapa yang terwujud padanya pengetahuan bijaksana, maka ia akan menilai obyek-obyek yang mengandung pelajaran, dan barang siapa menilai obyek-obyek yang mengandung pelajaran, samalah dia dengan orang-orang yang terdahulu.

Baca: Bagaimanakah Cara Menguatkan Visi Keimanan Kita?

Keadilan juga mempunyai empat aspek: pemahaman yang tajam, pengetahuan yang mendalam, kemampuan baik untuk memutuskan, dan ketabahan yang kukuh. Oleh karena itu, barangsiapa yang memahami akan mendapatkan kedalaman pengetahuan; barangsiapa mendapatkan kedalaman pengetahuan, ia meminum dari sumber keadilan; dan barangsiapa berlaku sabar, maka ia tak akan melakukan perbuatan jahat dalam urusannya, dan akan menjalani kehidupan yang terpuji di antara manusia.

Jihad juga mempunyai empat aspek: menyuruh orang berbuat baik, mencegah orang berbuat kemungkaran, berjuang (di jalan Allah) dengan ikhlas dan dengan teguh pada setiap kesempatan, serta membenci yang mungkar. Maka barang siapa menyuruh orang lain berbuat baik, ia memberikan kekuatan kepada kaum mukmin; barang siapa menghentikan orang lain dari kemungkaran, ia menghinakan orang kafir; barang siapa berjuang dengan ikhlas pada segala kesempatan, ia melaksanakan seluruh kewajibannya; dan barang siapa membenci yang mungkar dan menjadi marah demi Allah, maka Allah akan marah untuk kepentingan dia dan akan tetap meridhainya pada Hari Pengadilan.

Kekafiran berdiri pada empat topangan: mengumbar hawa nafsu, saling bertengkar, menyeleweng dari kebenaran, dan perpecahan. Maka barang siapa mengumbar hawa nafsu, ia tidak cenderung kepada yang benar; barang siapa banyak bertengkar dalam kejahilan, akan selalu buta terhadap yang benar; barang siapa menyeleweng dari kebenaran, baginya baik menjadi buruk dan buruk menjadi baik dan ia tetap mabuk dengan kesesatan; dan barangsiapa membuat perpecahan (dengan Allah dan Rasul-Nya), jalannya menjadi sulit, urusannya menjadi rumit dan jalan lepasnya menjadi sempit.

Baca: Iman itu Ada 4 Perkara

Keraguan mempunyai empat aspek: ketidaknalaran, ketakutan, kegoyahan, dan penyerahan yang tak semestinya kepada segala sesuatu. Maka barang siapa menempuh ketidaknalaran sebagai jalannya, baginya tak ada fajar setelah malam; orang yang takut akan apa yang menimpanya, harus lari tunggang langgang; orang yang goyah dalam keraguan, iblis akan memijak-mijaknya; dan orang yang menyerah kepada kebinasaan dunia dan akhirat, akan binasa di dunia dan akhirat.

Nahjul Balaghah, Aforisme ke-31


No comments

LEAVE A COMMENT