Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Cegah Anak-anak Kita Dari Penyimpangan Seksual! (1)

Pagi itu, saya gelisah dan kemudian menangis setelah membaca pesan di media sosial. Awalnya saya menanggapi pertanyaan di grup WA messenger bagaimana mencegah anak korban pelecehan seksual (baca: sodomi) agar ketika dewasa tidak menjadi pelaku. Melalui chat pribadi, saya ketahui kasus detailnya dan sempat merekomendasikan beberapa treatment yang diperlukan. Anak laki-laki usia 7 tahun di pulau kecil negeri ini menjadi korban pelecehan remaja usia 13 tahun. Pelaku tidak lain adalah tetangga yang seharian ditinggal sendiri oleh paman dan bibinya berdagang di pasar. Apa yang harus dilakukan jika menghadapi kejadian ini? Banyak hal tentunya, dan membutuhkan berbagai pendekatan serta tenaga ahli yang tidak akan dibahas pada kesempatan ini. Saya berandai-andai jika saja peristiwa itu dapat diantisipasi dengan kewaspadaan dan pola asuh yang memperhatikan faktor penyebab dan pencegahannya.

Akar masalah penyimpangan seksual pada fase anak

Meskipun penyimpangan seksual umumnya terjadi pada orang dewasa, namun akar dan penyebabnya ada pada fase perkembangan anak dan remaja. Termasuk pengasuhan dan pendidikan yang diterima anak pada fase tersebut. Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orang tua terkait akar masalah penyimpangan seksual pada fase anak:

  • Kehampaan masa kecil

Anak-anak yang terpisah dari orang dicintainya dalam waktu yang lama akan mengalami masalah pada perkembangan psikologis dan seksualnya. Beberapa masalah emosional yang dialami orang dewasa bersumber dari masa kanak-kanak, termasuk penyimpangan seksual.

  • Pengalaman seksual

Pengalaman seksual pada masa kanak-kanak dan remaja sekecil dan sesederhana apapun berpengaruh pada perilaku di masa selanjutnya. Misalnya, kebanyakan homoseksual telah melakukan hubungan seksual atau mendapatkan informasi yang tidak tepat pada masa kanak-kanaknya. Anak-anak yang sering mendapat pukulan secara fisik akan mencari ketenangan dengan mencari kenikmatan pada organ seksualnya. Pada beberapa anak, hal ini mengantarkannya pada penyimpangan seksual dalam bentuk istimna/onani.

  • Identifikasi peran gender yang salah

Anak perempuan akan menjadikan ibu sebagai model dalam proses identifikasi gender dan anak laki-laki dari ayahnya. Identifkasi gender meliputi: pola berbicara, gaya berjalan, cara berpakaian, berhias dan seterusnya. Proses identifikasi gender yang tidak tepat dapat menyebabkan penyimpangan orientasi dan perilaku seksual.

  • Pemahaman yang salah

Sebagian dari pelaku penyimpangan seksual adalah mereka yang tidak mendapatkan pengetahuan tentang seksualitas di masa kecilnya. Mereka juga mendapatkan ancaman dan larangan keras untuk mengetahu hal tersebut. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu terhadap banyak hal, termasuk tentang seks. Namun kadang mereka belum tahu bagaimana cara bertanya tentangnya, sehingga memilih diam. Apalagi jika anak-anak merasa bahwa orang tuanya tidak tertarik menjawab pertanyaan tentang seks atau kurang suka dengan pertanyaan itu. Membiarkan anak dengan pertanyaan yang tidak terjawab dan menunggu hingga masa baligh untuk membicarakannya akan menimbulkan masalah baru. Anak akan mencari informasi dari berbagai sumber lain seperti: teman sebaya, internet dan buku yang tidak sesuai dengan umurnya. Sebaliknya, pendidikan seks yang tidak tepat atau terlalu vulgar justru menggiring anak pada penyimpangan seksual. Pendidkan seksual diberikan dengan memperhatikan usia, karakteristik fase perkembangan dan kemampuan kognitif anak. Misalnya, penjelasan perbedaan jenis kelamin pada anak usia tiga tahun cukup pada hal yang sederhana. Tanpa harus membicarakan hal yang berhubungan dengan seks dan proses reproduksi.

 

Pemicu terjadinya penyimpangan seksual pada fase anak

Dalam pengasuhan anak, kadang kita abai dengan hal yang berhubungan dengan seksualitas. Padahal, dorongan seksual sebagai potensi alamiah yang diberikan-Nya ada bersamaan ketika anak dilahirkan. Namun, diperlukan rentang waktu yang panjang hingga dorongan tersebut menjadi aktual. Pada beberapa kondisi dan disebabkan beberapa hal, gharizah ini muncul dalam bentuk penyimpangan. Potensi bawaan ini memerlukan pengaturan sedini mungkin agar tak teraktualisasi menjadi hal yang destruktif  bagi kehidupan. Berikut ini pemicu terjadinya penyimpangan seksual pada anak:

  • Penyakit khusus

Kadang cacingan menyebabkan rasa gatal di daerah sekitar organ reproduksi anak dapat menjadi pemicu penyimpangan sesual. Ketika menyentuh bagian tersebut, anak merasakan kenikmatan yang dapat berubah menjadi kebiasaan istimna/onani.

  • Pengaruh fase perkembangan

Ketika memasuki usia pubertas anak akan menjadi semakin sensitif terhadap fisiknya. Perubahan fisik yang menandai kematangan seksual menyebabkan anak menyukai tubuhnya dan menghabiskan waktunya dengan itu. Hal tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan seksual. Khususnya ketika orang tua tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap anak pada fase ini.

  • Sentuhan fisik

Sentuhan fisik dengan orang lain termasuk sentuhan organ reproduksi dapat memicu penyimpangan seksual. Ketika memakaikan pakaian anak sebaikan oleh lawan jenis termasuk hal ini. Riwayat dari Imam Shadiq as ketika menjawab pertanyaan bagaimana memperlakukan anak-anak yang berlainan jenis kelamin:

أَحْمَدَ الْكَاهِلِیِّ وَ أَظُنُّنِی قَدْ حَضَرْتُهُ قَالَ سَأَلْتُهُ عَنْ جُوَیْرِیَةٍ لَیْسَ بَیْنِی وَ بَیْنَهَا مَحْرَمٌ تَغْشَانِی فَأَحْمِلُهَا فَأُقَبِّلُهَا فَقَالَ إِذَا أَتَى عَلَیْهَا سِتُّ سِنِینَ فَلَا تَضَعْهَا عَلَى حَجْرِكَ[1]

Ahmad Kahil bertanya kepada Imam Shadiq as: “Bagaimana hukumnya ketika saya memeluk putri yang bukan muhrim dan mendudukkannya di pangkuan saya?” Imam as menjawab: “Jika seorang anak telah mencapai usia 6 tahun, janganlah dudukkan ia dipangkuanmu”.

  • Rangsangan

Beberapa kebiasaan dan perilaku menimbulkan rangsangan dapat menyebabkan munculnya penyimpangan seksual pada anak. Seperti: sentuhan terhadap kemaluan, menahan buang air kecil,bacaan porno, mendengarkan pembicaraan yang berkaitan dengan hubungan seksual. Rangsangan lain berupa: menonton film porno, menyaksikan gambar porno, melihat orang tak berpakaian atau pakaian yang sempit, dan seterusnya.

  • Meniru

Anak-anak sangat cepat meniru meskipun tidak ada yang menganjurkan kepadanya. Penyimpangan seksual pada anak kadang dikarenakan meniru perilaku seksual di lingkungannya . Berkaitan dengan hal ini, hadis yang diriwayatkan dari Imam Shadiq as melarang orang tua untuk melakukan hubungan suami istri jika terdapat anak-anak di ruangan tersebut.

Catatan Kaki:

[1] Syaikh Kulaini, Al Kafi, jil. 5, hal. 533

No comments

LEAVE A COMMENT