Bulan Dzulhijjah yang ada di hadapan kita adalah bulan yang penuh dengan momentum keagamaan, dari HUT perkawinan Imam Ali dan Sayyidah Fatimah Az Zahra AS, Arafah, Idul Adha, Idul Ghadir, Hari Mubahalah dan lainnya. Karena itu Dewan Syura mengimbau kepada seluruh pengurus ABI beberapa hal berikut:
- Gunakanlah seluruh hari besar itu sebagai momentum untuk memperdalam pengenalan kita tentang kehidupan Ahlulbait AS serta memetik hikmah keteladanan dalam kehidupan pribadi atau organisasi.
- Jadikanlah momentum Idul Ghadir sebagai kesempatan untuk memperluas pemahaman kita tentang makna Wilayah yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan tidak terbatas pada kehidupan keberagamaan dalam makna yang sangat sempit.
- Selain membangun pemahaman seperti yang tertera dalam poin 2 secara pribadi, perlu juga untuk membangun pemahaman tersebut di tengah komunitas pengikut Ahlulbait melalui berbagai kegiatan, misalnya forum diskusi, peringatan, bedah buku, training, seminar atau lainnya.
- Sebagai konsekuensi dari pemahaman itu, maka kita berkewajiban untuk membumikan hal itu dalam kehidupan kita baik secara pribadi maupun dalam berorganisasi dan bernegara.
- Salah satu poin penting dalam hal ini, bahwa meyakini Wilayah tidaklah menegasikan Nasionalisme dan penerimaan pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi negara, karena semua berada pada garis vertikal dan bukan horizontal sehingga saling menegasikan.
- Hendaknya peringatan Idul Ghadir dilaksanakan secara kondusif dan menciptakan keharmonisan kaum Muslimin baik terkait bentuk acara, ceramah, aksesoris maupun aspek lainnya.
- Peringatan Idul Ghadir hendaknya menjadi momentum yang memperkuat tali persaudaraan dan persatuan sesama pengikut Ahlulbait AS.[*]
(Dikutip dari rubrik Suara DS, Buletin Al-Wilayah edisi 24, Agustus 2018, Dzulhijjah 1439H)
Baca: “Makna Al-Ghadir dalam Penjelasan Imam Khamenei“
