Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Kedudukan Imam Husain di Sisi Nabi

Kecintaan Nabi saw. Kepada Imam Husain a.s.

Suatu hari Imam Husain a.s. berada dalam dekapan hangat Nabi saw. Sang kakek ini sedang bermain-main dengan cucunya dan sesekali membuatnya tertawa. Aisyah bertanya, “Wahai Nabi! Betapa Anda sangat mencintai anak ini dan merasa bahagia saat bertemu dengannya?”

Nabi saw. menjawab, “Kenapa aku tidak mencintainya dan merasa senang saat melihatnya, sementara ia adalah buah hatiku dan cahaya mataku. Namun umatku akan membunuh dan membantainya. Barangsiapa yang berziarah ke kuburannya setelah kesyahidannya, Allah swt akan mencatatkan pahala satu kali hajiku baginya.”

Dengan terkejut dan hampir tidak percaya, Aisyah berkata, “Pahala satu kali haji yang Anda lakukan?!

“Bahkan pahala dua kali haji yang aku kerjakan,” jawab Nabi saw.

Aisyah lebih terkejut lagi berkata, “Pahala dua kali haji Anda?!”

Nabi menegaskan, “Bahkan pahala 90 hajiku bersama pahala seluruh umrahnya akan diberikan kepada penziarahnya (Imam Husain a.s.).”

Husain Kecil yang Bertutur Kata Manis

 

Imam Husain a.s. saat masih kanak-kanak selalu duduk di bawah mimbar Nabi saw. untuk mendengarkan apa yang disabdakan oleh datuknya di atas mimbar. Imam Husain a.s. menghafal apa saja yang disampaikan sang kakek. Dan saat kembali ke rumah, Imam Husain a.s. mengulangi sama persis sabda-sabda Nabi di hadapan Ibundanya, Fatimah Zahra.

Suatu hari, Bunda tercinta menyediakan kursi untuk Imam Husain a.s. dan berkata kepadanya, “Puteraku tersayang! Silahkan sampaikan nasehat seperti yang disampaikan oleh datukmu!” Imam Husain a.s. pun mengulang kembali apa saja yang disabdakan Nabi saw. di masjid dengan gaya dan nada yang sama persis.

Baca: “Makna Azan di Mata Ahlulbait Nabi

Suatu hari, Fatimah a.s. menceritakan manisnya tutur kata Husain kecil kepada Ayahandanya sehingga beliau saw. tertarik untuk mendengar suara Husain yang menyampaikan ceramah seperti sang datuk.

Nabi saw. berkata, “Mungkin Husain akan merasa malu bila melihatku.”

Maka disusunlah sebuah rencana. Nabi saw. akan bersembunyi di suatu tempat sehingga Husain kecil dengan leluasa bisa menyampaikan ceramah dan nasehatnya sama seperti Nabi saw. tanpa ada rasa malu.

Baca: “Malu Kepada Allah

Sampai pada saat yang ditentukan. Nabi saw. bersembunyi di balik tirai. Husain kecil memulai orasinya. Namun, tidak seperti biasanya, ia menyampaikan kata-kata dengan tersendat-sendat. Imam Husain a.s. mengerti bahwa Sang Bunda terkejut dengan kondisi itu. Maka beliau berkata, “Wahai Ibu, jangan terkejut! Jika lidahku tidak bisa berbicara lancar, itu karena adanya seseorang yang bersembunyi di balik tabir. Bila semua ahli ceramah di seluruh dunia dikumpulkan, niscaya lidah mereka semuanya akan tertutup rapat, tidak dapat mengatakan apa-apa di hadapannya.”

Saat mendengar ucapan Husain, Nabi saw. keluar dari balik tirai dan segera memeluk Husain a.s., mengusap dagu dan mencium mulut yang manis tutur katanya hingga tiga kali. Kemudian beliau saw. berkata, “Aku menjadi tebusanmu, wahai puteraku yang manis tutur katanya!” [*]

Baca: “Belajar Kedermawanan Plus Akhlak Dari Imam Husain as

 

No comments

LEAVE A COMMENT