Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Munajat, Bisikan Cinta dalam Doa

Munajat Cinta (Sumber gambar : http://ahlulbaitnabisaw.blogspot.com)

AlKisah ada dua orang yang berdoa kepada Allah swt. yang satu berdoa dengan doa yang isinya adalah perintah-perintah kepada Allah swt. agar inilah agar itulah. Doanya singkat dan padat. Satu orang berdoa dengan doa yang sangat panjang. Isinya hanya mengagungkan Allah,  berbisik dan merintih. Tak ada permintaan apapun keluar dari mulutnya. Doa mana yang lebih dulu dikabulkan?

Ternyata doa pertamalah yang lebih dulu dikabulkan. Adakah doa kedua tidak mustajab dan tidak baik? Kita ikuti dulu kelanjutan kisahnya. Para malaikat bertanya kepada Allah swt. mengapa doa orang yang pertama dikabulkan sementara doa orang kedua malah dilambat-lambat pengabulannya.

Allah swt berkata, “Aku tak begitu suka dengan doa yang pertama. Agar dia berhenti berdoa aku kabulkan saja permintaannya. Sementara itu Aku tersanjung dan terbuai oleh doa orang kedua. Agar dia terus berdoa dan merintih, kutahan pengabulanku atas doanya”

Masih menurut guru saya, jangan terlalu puas dengan terkabulnya doa. Siapa tahu Allah justru tak suka dengan doa kita. Demikian juga, jangan keburu putus asa dengan doa yang belum terkabul, siapa tahu Allah swt justru senang mendengar rintihan kita”

Munajat adalah salah satu bentuk doa selain wirid, dzikir dan tawasul. Dalam KBBI munajat dijelaskan sebagai doa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dan sebagainya

Munajat adalah ekspresi cinta

Munajat adalah ekspresi cinta

Munajat artinya berbisik atau berbicara secara rahasia. Artinya kalaupun anda berbicara berduaan tapi tidak melakukan pembicaraan rahasia, maka pembicaraan itu tidak disebut munajat. Apalagi jika anda berbicara dengan suara keras walaupun yang dibaca adalah doa munajat para Imam.

Munajat bisa saja dilakukan antara dua manusia atau dilakukan antara Tuhan dan hamba. Saat Allah memerintahkah orang mukmin yang memiliki pembicaraan khusus dengan Rasulullah untuk bersedekah, Allah menggunakan kata yang memiliki akar kata yang sama dengan munajat. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu”. (Al Mujadalah ayat 12).

Selain pembicaraan khusus yang baik, munajat juga digunakan dalam hal dosa dan permusuhan. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali” (Al Mujadalah : 9). Jadi intinya, munajat adalah perbincangan yang rahasia dan dilakukan secara berbisik-bisik.

Munajat, saling berbagi rahasia (foto : http://mahasiswajatim.com)

Bisikan Cinta

Salah satu inti dari munajat yang kita bicarakan adalah berdua-duaan dengan Allah, membisikan rahasia dan menyampaikan cinta. Cinta inilah yang membuat orang ingin selalu berbisik dan berdua-duaan. Mengapa? Karena hatinya dekat.

Kisah ini saya dapatkan dari WA yang dikirimkan seorang teman. Seorang Syeikh berjalan dengan para muridnya, mereka melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar, dan saling berteriak. Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya : “Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?”.

Salah satu murid menjawab : “Karena kehilangan sabar, makanya mereka berteriak.”

“Tetapi , mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada di sebelahnya? Bukankah pesan yang ia sampaikan , bisa ia ucapkan dengan cara halus ?” Tanya sang Syeikh menguji murid-muridnya.

Marah menandakan hatinya jauh (http://switch2reality.com)

Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati.

Akhirnya sang Syeikh berkata : “Bila dua orang sedang marah, maka hati mereka saling menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar. Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh”.

“Begitu juga sebaliknya , di saat kedua insan saling jatuh cinta?” lanjut sang Syeikh.

“Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati sangat dekat.”

“Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi?”, Mereka tidak lagi bicara. Mereka Hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang. Pada Akhirnya , mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi.”

Berlama-lama berduaan juga menjadi ciri pencinta. Abu Sa’id al Khudri pernah mengabarkan panjangnya shalat Rasulullah saw. “Saat Rasulullah melaksanakan salat sunnat setelah dzuhur, salah seorang dari kami yang bergegas menuju Baqi’ untuk memenuhi kebutuhannya, lantas mendatangi keluarganya dan berwudhu, kemudian berjalan kembali menuju masjid, dalam keadaaan Rasulullah masih berada pada rakaat pertama shalatnya”.

Doa-doa Ahlul Bait dipenuhi dengan gelora kecintaan ini. Doa-doanya yang panjang terasa sangat singkat saat dibaca. Lihat saja doa Arafah yang dibaca oleh Imam Husein as dan Imam Zainal Abidin as. Membacanya dengan agak cepat perlu waktu satu atau dua jam. Kalau dibaca lebih pelan akan memakan waktu lebih lama. Waktu itu akan tak terasa, sebab seperti ungkapan Imam Zainal Abidin:

Perjumpaan dengan-Mu kesejukan hatiku

Pertemuan dengan-Mu kecintaan diriku

Kepada-Mu kedambaanku

Pada cinta-Mu tumpuanku

Pada kasih-Mu gelora rinduku

Ridha-Mu tujuanku

Melihat-Mu keperluanku

Mendampingi-Mu keinginanku

Mendekati-Mu puncak permohonanku

Menyeru-Mu damai dan tenteramku

Di sisi-Mu penawar deritaku, penyembuh lukaku

penyejuk dukaku, penghilang sengsaraku

Jadilah Engkau sahabatku dalam kesunyian

No comments

LEAVE A COMMENT