Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

VIDEO: Karunia Besar Penantian Kepemimpinan Sempurna Imam Zaman

Pada peringatan kelahiran Imam Mahdi a.f 1439 H/2018, Syekh Ali Taskhiri mengadakan kunjungan silaturahmi ke Jakarta. Dalam pertemuan ini beliau menyampaikan pesan-pesan penting seputar Imam Zaman a.f.

Bismillahirrahmanirrahim

Selawat dan salam Allah atas penghulu para nabi dan rasul, kekasih Tuhan semesta alam, Abul Qasim Muhammad, keluarga sucinya dan sahabat pilihannya.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya sangat berbahagia berjumpa dengan wajah-wajah yang indah, wajah-wajah yang bercahaya, dan hati yang penuh dengan kecintaan kepada Ahlulbait.

Saya meyakini momen ini boleh jadi saya menganggapnya seperti di surga, saat kaum beriman bertemu dalam kecintaan terhadap Ahlulbait.

Saya ingin menyampaikan selamat kepada semuanya atas peringatan kelahiran Imam al-Hujjah, Imam yang gaib – kita memohon agar Allah menyegerakan kemunculannya – dan memberikan taufik kepada kita agar berjalan bersama kafilahnya, menjalankan misinya yang terbesar. Karena misi terbesar inilah seluruh nabi memperjuangkannya. Setiap nabi telah menginformasikan kepada manusia untuk menyongsong hari yang agung ini, yaitu hari kebangkitan dan pemerintahan Imam yang meliputi seluruh dunia dengan kebenaran dan keadilan setelah diliputi oleh kezaliman dan penindasan.

Harapan ini tertanam di lubuk hati kaum beriman seperti cahaya yang menguatkan dan mengoneksikan mereka dengan imam – semoga Allah menyegerakan kemunculannya –. Kehadiran Imam al-Qaim menggembirakan hati para nabi dan dengan berkatnya pula bumi dan langit masih eksis. Sesungguhnya dialah Hujjah atas seluruh makhluk. Salam Allah atasnya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai pengikutnya yang setia. (Baca: Doa Agar Dapat Berjumpa Imam Zaman)

Salah satu ulama Sunni, salah satu ulama Wahabi dan mantan Direktur Universitas Islam Madinah, Syekh (Abdul) Muhsin al-Abbad pernah menulis tentang Imam Hujjah. Dia berkata dalam makalahnya, “Tiada yang mengingkari kemunculan Imam Mahdi, kecuali 2 orang; pertama, dia bukanlah orang pandai dalam agama, dia hanyalah penulis dalam ilmu sosial atau hukum; kedua, seseorang yang tidak mengetahui sama sekali tentang sesuatu.”

Jadi, setiap ulama, beriman dengan kemunculannya yang agung ini, sebagaimana yang disampaikan penulis tadi. Setiap sejarawan dan penafsir mengimani kemunculannya ini. Karena hadis-hadis ini mutawatir tentang kemunculannya, mutawatir dalam hal deskripsinya, dan mutawatir dalam hal berita gembiranya.

Sesungguhnya hadis-hadis tentang jumlah para Imam bahwa mereka dua belas Imam. Hadis-hadis ini terdapat dalam kitab sahih Sunni sebelum kitab Syiah. Kitab-kitab Syiah penuh dengan hadis-hadis tersebut. Hadis-hadis ini terdapat di dalam sahih Bukhari dan Bukhari hidup semasa dengan Imam Jawad, saat jumlah para Imam belum genap (menjadi 12). Imam Jawad adalah Imam ke-9. Namun Rasulullah Saw telah mengonfirmasi, “Khalifahku dua belas.” Beliau menitikberatkan bahwa mereka adalah para khalifahnya dan mereka akan memikul segala urusan setelahnya.

Jumlah mereka seperti jumlah para pemimpin (nuqaba’) Bani Israil. Pemimpin Bani Israil ditunjuk Allah Swt sebagai penerima wasiat setelah Nabi Musa a.s. Inilah halnya yang mengisyaratkan bahwa para Imam a.s. ditunjuk Allah dan mereka adalah para khalifah setelah Rasulullah Saw. Hadis-hadis tentang khalifah ini terkenal dan diterima oleh para ulama Ahlusunnah tanpa ada keraguan. (Baca: Ternyata Syi’ah dan Ahlussunnah Sependapat)

Mereka berusaha untuk menyusun (sosok) tentang ‘setelahku akan bangkit dua belas khalifah’. Mereka tidak mampu menyimpulkannya. As-Suyuthi, yang terkenal sebagai ulama besar, menyatakan, “Boleh jadi yang dimaksud dua belas khalifah adalah 4 khalifah pertama, Muawiyah, lalu menegasikan yang lainnya hingga Umar bin Abdul Aziz, menjadi 6. Kemudian salah satu khalifah Abbasi, al-Mahdi, jumlahnya menjadi 7, lalu ke mana sisanya?” Dia berkata, “Mereka akan hadir di masa mendatang.”

Salah satu penulis berkata, “Almarhum as-Suyuthi seperti pengumpul kayu bakar malam hari.” Maksudnya, pengumpul kayu yang pergi ke hutan, ketika masuk malam hari, ia tidak melihat apa pun. Lalu mengambil kayu dan memukul ke sana ke mari, tanpa menyadari apa yang dipukulnya. Dia mengatakan as-Suyuthi seperti pengumpul kayu di malam hari. Mengapa? Karena yang dimaksud dengan dua belas Imam hanyalah para imam Ahlulbait a.s. Merekalah pendamping Alquran al-karim. Jumlah mereka dua belas. Yang terakhir dari mereka adalah al-Mahdi al-Muntazhar – semoga Allah menyegerakan kemunculannya. Merekalah pendamping Alquran.

Riwayat tentang Al-Mahdi berjumlah ratusan, tidak mungkin seorang alim mengingkarinya. Al-Mahdi adalah harapan manusia. Al-Mahdi telah dinanti manusia dengan penuh kesabaran agar meliputi dunia dengan kebenaran dan keadilan sebagaimana dunia penuh dengan kezaliman dan penindasan.

Hadis-hadis seperti ini berjumlah banyak. Bagaimana bisa seseorang mengingkarinya? Selain itu, (hadis-hadis) yang menyifati al-Mahdi bahwa ia berasal dari keturunan Rasulullah, Ali dan al-Husein. Lalu dipersempit lagi untuk memperjelas namanya dalam bentuk yang jelas. (Baca: Doa Ma’rifat Imam Mahdi pada Zaman Kegaiban)

Saya turut bergembira bersama Anda semua dalam peringatan kelahiran Imam Mahdi a.s. –semoga Allah menyegerakan kemunculannya. Ada poin yang ingin saya sampaikan (bahwa) Imam Mahdi berusia 5 tahun saat ayahnya, Imam Askari, wafat. Imam Askari wafat pada tahun 255 (260). Saat berusia 5 tahun diangkat sebagai Imam. Dia memimpin para pengikutnya dengan sebenar-benarnya. Para wakil Imam yang empat menerima darinya perintah-perintahnya dan jawabannya untuk para pengikutnya secara langsung. Syiah zaman itu bukanlah orang biasa. Di antara mereka adalah para ulama, para pemikir, bahkan para filosof. Mereka bukanlah manusia kebanyakan yang kemungkinan ceroboh. Imam Mahdi menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan jawaban yang sempurna melalui 4 orang wakilnya. Yang terakhir dari mereka (Syekh Ali bin Muhammad as-Samarri r.a.) wafat pada tahun 329 H. Masa hidup mereka totalnya sekitar 70 tahun. Masa ini disebut sebagai masa gaib singkat. Ketika wakil terakhir wafat, dimulailah fase gaib panjang. Kita berharap agar Allah memberikan taufik kepada kita menemui Sang Gaib di dalam fase ini, dan menjadikan kita termasuk para pengikut dan penolongnya. Yang dengannya dunia penuh dengan keadilan dan berbagai kenikmatan melimpah ruah. Imam al-Qaim dirindukan oleh semua mata para pencinta, menjadi berita gembira bagi para nabi dan rasul.

Saya mengucapkan selamat berbahagia atas peringatan agung ini.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin seorang anak berusia 5 tahun memimpin umat yang di dalamnya terdapat para ulama senior? Imam secara gamblang menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Ada kalanya beliau menjawab secara tertulis kepada mereka. Kepemimpinan ini adalah kepemimpinan sempurna sebagaimana yang diriwayatkan oleh berbagai hadis. Ada kalanya disebut sebagai kepemimpinan dini. Alquran membahas tentang sebagian nabi menerima hukum saat kanak-kanak. (QS. Maryam [19]: 12)

Sementara Imam berbicara dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dalam bentuk yang sempurna dan konkret. Pada kenyataannya, Imam Al-Hadi, Imam al-Askari, bahkan Imam al-Jawad dan Imam Mahdi menjadi imam saat berusia 7 tahun, masih belia. Namun Allah mengajarkan mereka dan menganugerahkan ilmu-ilmu-Nya sesuai dengan jawaban mereka, para ulama dan pemikir dalam bentuk yang sempurna.(Baca: Imam Mahdi a.s. Dan Baiat Kepadanya)

Saya ingin sampaikan hal lainnya. Saya tidak ingin membuat Anda semua terlambat salat Magrib. Saya ingin mengatakan, kita sedang hidup di masa penantian. Sebaik-baik urusan adalah menanti kemunculannya. Kita hidup dalam harapan yang agung karena Imam kita berada di tengah kita. Kita tidak melihatnya, namun dia melihat kita, memimpin kita, dan memerhatikan gerak-gerik kita. Imam Mahdi melihat kita, hidup di tengah kita, memperbaiki urusan kita, dan membantu langkah kita. Ini merupakan perkara agung.

Saudara-saudara kita Ahlusunnah mempercayai Imam Mahdi namun tidak meyakininya telah dilahirkan. Sementara kita meyakininya telah dilahirkan. Riwayat dan hadis telah menyebutkan tentang kelahirannya bahkan kepemimpinannya yang sempurna sebelum mengalami fase gaib panjang. Kepemimpinan yang sempurna merupakan perkara agung, karena Imam kita yang dicintai, yang dinantikan, hidup di tengah kita, dan menanti momentum Allah memerintahkannya untuk tampil sebagai pemimpin manusia demi mewujudkan tujuan para nabi. “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi.” (QS. al-Qashash [28]: 4)

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ke dalam golongan mereka. Ya Allah, wujudkanlah yang Engkau firmankan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk para penanti. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk para pemilik harapan. (Baca: Doa Faraj, Doa Mengharap Kehadiran Imam Mahdi)

Di dalam Alquran terdapat ayat yang menyatakan kaum beriman berseberangan dengan kaum kafir dalam hal harapan. Harapan mereka kepada Allah besar. Ayat tersebut menyatakan, “Jika kalian menderita, mereka juga menderita sebagaimana kalian. Namun kalian mengharapkan dari Allah yang mereka tidak harapkan.” (QS. an-Nisa’ [4]: 104)

Maksudnya ketika kalian merasakan sakit dan luka, orang-orang kafir juga menderita sakit dan luka. Lalu apa beda antara kalian dan orang-orang kafir? Perbedaannya adalah harapan. Jika kalian merasa sakit, mereka juga merasa sakit sebagaimana kalian. Perbedaannya, kalian mengharapkan dari Allah yang mereka tidak harapkan. Kalian memiliki harapan. Harapan yang besar kepada Allah. Kita bersyukur kepada Allah karena menjadikan harapan kita besar dan konkret. Kita merasakan Imam kita bersama kita. Kita merasakan Imam yang besar ini yang akan mewujudkan impian para nabi bersama kita. Ini adalah buah kelembutan Allah Yang Mahaagung.

Ada juga ayat lain yang menyerupai ayat ini yang menyatakan, “Jika kalian memperoleh luka, kaum itu pun memperoleh luka yang serupa.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 140) Jika kalian terluka, musuh kalian juga mengalami luka. Namun perbedaan kita dengan musuh-musuh kita bahwa kalian berhubungan dengan Allah dan merasa bahwa Dialah yang menyampaikan berulangnya sejarah, mengajarkan berulangnya sejarah dengan kekuasaan-Nya. “Jika kalian mendapat luka, mereka pun memperoleh luka yang serupa. Dan masa itu, kami pergilirkan di antara manusia (QS. Ali ‘Imran [3]: 140) Allah Swt memutar ulang hari-hari dan sejarah dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya sebagaimana kita mengimaninya. (Baca: Skeptisisme terhadap Keyakinan pada Imam Mahdi)

Ya Allah kami mengharap, memohon kepada-Mu, memohon dengan sangat kepada-Mu berada di dalam sebuah negeri yang mulia, yang dengannya Islam dan penganutnya menjadi mulia, yang dengannya kemunafikan dan penganutnya menjadi hina, dan menjadikan kami di dalamnya sebagai para pendakwah untuk menaati-Mu. Di dalam doa Iftitah, (yang biasa dibaca pada malam) bulan Ramadan, kutipan ini diucapkan. Dan Engkau menjadikan kami di dalamnya sebagai para pendakwah untuk menaati-Mu dan para pemimpin menuju jalan-Mu. Dan Engkau anugerahi kami dengannya kemuliaan dunia dan akhirat. Ya Allah, berilah kami taufik untuk melihat hari yang agung ini dan luruskanlah langkah kami di atas jalan ini. Kita memohon kepada Allah agar menggolongkan kita menjadi pasukan di bawah kepemimpinan Al-Qaim al-Hujjah. Dan tidak mungkin seorang insan menjadi pasukan, kecuali jika harapannya jauh ke depan. Harapannya jauh jika mendidik dirinya secara sempurna, jika mengorbankan dirinya di jalan ini sebagai tujuan.

Saya rasa ini sudah cukup untuk segera melaksanakan salat. Semoga Anda sekalian memperoleh ribuan ganjaran dan taufik. Gembiralah dengan kelembutan Allah. Bergembiralah dengan kebenaran jalan ini yang telah kalian pilih. Ini merupakan nikmat dari Allah yang terbesar. Kita bersyukur atas nikmat yang besar ini, nikmat menjadi pengikut Ahlulbait, nikmat memiliki harapan di dalam Hadis Tsaqalain. Hadis Tsaqalain menyebutkan bahwa keduanya, ‘itrah dan Alquran, tidak akan terpisah hingga bertemu denganku di telaga. Alquran dan ‘itrah senantiasa bersama di setiap masa dan tempat. Kita dengan demikian berpegang teguh dengan Hadis Tsaqalain. Hadis Tsaqalain diketahui oleh Anda sekalian. Kita berpegang teguh dengan hadis-hadis ini.

Semoga Allah memberikan kita taufik untuk setiap kebaikan. Saya memohon kepada Allah taufik atas kalian, kemuliaan, dan kegigihan dalam kecintaan terhadap Ahlulbait, taufik dalam menaati mereka, melaksanakan segala perintah mereka, mengerjakan setiap urusan terkait ayat-ayat Allah, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh [*]

VIDEO: Putri Romawi: Detik-detik Kelahiran Imam Mahdi a.f.

 

Written by
No comments

LEAVE A COMMENT