Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 219)

View All Posts

Bahasa mengartikan hubb (cinta) dengan kecenderungan yang kuat. Sedangkan istilah, memaknakannya dengan kecenderungan hati pada yang dicinta. Sesuatu yang tak dicinta, hati takkan cenderung padanya. Kecenderungan ini pun bertingkat-tingkat, dan bila menguat, cinta ini disebut isyq. Kecenderungan batin ini melahirkan rindu bila kekasih tak hadir di

Dari kisah Hamid bin Qahtabah terlihat betapa sebab kebinasaannya adalah keputus asaan dirinya, bukan kejahataannya yang meskipun memang sangat biadab terhadap keturunan Rasulullah saw tersebut. Sebab, seandainya kedurjaan itu tidak membuatnya putus asa niscaya masih ada kesempatan baginya untuk mencari kesembuhan jiwa, terutama dengan menghadap

Doa Ummu Dawud adalah doa yang diajarkan Imam Shadiq a.s. kepada ibunda Dawud putra Hasan putra Imam Hasan Al-Mujtaba a.s. sebagaimana pernah dibahas pada artikel ini. Doa ini dianjurkan dibaca pada siang hari 15 bulan Rajab, hari Arafah atau pun hari-hari lainnya bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan

Rajab adalah salah satu bulan termulia yang disediakan Allah untuk hamba-hamba-Nya. Ada berbagai keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan Allah, di dalamnya disebutkan tentang keutamaan dan pahala bagi yang berpuasa di siang

Kisah Tragis Algojo Hamid bin Qahtabah Ubaidillah al-Bazzaz al-Nisaburi, seorang lelaki tua, mengutarakan kisah manusia kejam dan sadis Hamid bin Qahtabah, antek penguasa Harun al-Rasyid, kurang lebih sebagai berikut; “Antara aku dan Hamid bin Qahtabah terdapat suatu transaksi. Suatu hari aku mengadakan perjalanan dari Nisabur ke Tus

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang تَبَارَكْتَ تُعْـطِيْ مَنْ تَشَـاءُ وَ تَمْنَـعُ لَكَ الْحَمْدُ يَا ذَا الْجُوْدِ وَ الْمَجْدِ وَ الْعُلَى Tabârakta tu’thî man tasyâ’u wa tamna’u lakal-hamdu yâ dzal-jûdi wal-majdi wal-‘ulâ Segala puja bagi-Mu, wahai Pemilik kedermawanan, keagungan, dan ketinggian; Engkau Maha

Soal Mungkinkah Ahlussunnah dan Syiah Bergandeng Tangan? yang menjadi judul buku karya Prof Quraiys Syihab, mirip dengan yang terlontar di dalam kitab Fi Rihab al-Aqidah (juz 1, soal 9) karya Almarhum Ayatullah Sayed Muhammad Said ath-Thabathabai al-Hakim. Yaitu, Mungkinkah bertemu antara Ahlussunnah dan Syiah?. Mengapa sampai

للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد عَبْـدِكَ وَرَسُولِـكَ وَأَهْلِ بَيْتِهِ الطَّاهِرِينَ، وَاخْصُصْهُمْ بِأَفْضَلِ صَلَوَاتِكَ وَرَحْمَتِكَ وَبَرَكَاتِكَ وَسَلاَمِكَ، وَاخْصُصِ اللَّهُمَّ وَالِدَيَّ بِالْكَرَامَةِ لَدَيْكَ، وَالصَّلاَةِ مِنْكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Ya Allah Sampaikan shalawat kepada Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu dan ahli baitnya yang

Imam Jakfar al-Shadiq as meriwayatkan dari para leluhurnya bahwa Rasulullah saw dalam sebuah wasiatnya berpesan kepada Imam Ali as; يا عليّ ثلاث درجات، وثلاث كفّارات، وثلاث مهلكات، وثلاث منجيات، فأمّا الدرجات فإسباغ الوضوء في السَبَرات(3)، وانتظار الصلاة بعد الصلاة، والمشي بالليل والنهار إلى الجماعات. وأمّا الكفّارات