Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Wawancara: Seputar Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura ABI

Wawancara dengan ustadz Muhsin Labib

oleh:

Dr. Muhsin Labib

(Anggota Dewan Syura ABI dan Ketua KBD DS-ABI)

Komisi Bimbingan dan Dakwah (KBD) adalah lembaga baru yang diinisiasi oleh Dewan Syura AHLULBAIT Indonesia. Komisi ini punya tugas dan tanggung jawab di dua bidang paling strategis bagi sebuah ormas, yaitu bimbingan dan dakwah.

Bimbingan adalah penyampaian misi agama untuk kalangan internal Ahlulbait. Lebih khusus lagi, yang dimaksud dengan kalangan internal adalah para pengurus dan anggota organisasi AHLULBAIT Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai ormas bercirikan Islam yang menggunakan metode dan jalur Ahlulbait, para anggota dan pengurus tersebut diharapkan mendapatkan bimbingan agar memiliki visi yang sama dalam memahami ajaran Ahlulbait dengan pandangan yang menggabungkan antara Syiah dan Keindonesiaan.

Para penganut mazhab Syiah yang berafiliasi dengan ABI diharapkan memiliki pandangan yang sama dalam memahami ajaran Ahlulbait. Melalui pembimbingan ini, KBD akan mendorong komunitas Syiah Indonesia (sekali lagi, khususnya para kader ABI) agar menjalani hidup sebagai penganut Syiah tidak dengan liar, melainkan secara terstruktur dan bertanggung jawab. Salah satu metode yang digunakan dalam program Bimbingan ini adalah dengan penyebaran modul pengajaran kepada seluruh ulama, pembimbing dan penyampai agama.

Dengan demikian, para juru dakwah di seluruh Indonesia diharapkan dapat menjadi representasi Syiah yang berkeindonesiaan.

Sedangkan dakwah adalah penyampaian misi agama untuk kalangan eksternal, dalam hal ini adalah kaum Muslimin Indonesia. Akan tetapi, perlu ditegaskan di sini bahwa tujuan berdakwah sama sekali bukan untuk mengajak orang lain menjadi Syiah atau  agar orang lain meninggalkan mazhab yang dianutnya selama ini. Dakwah yang dimaksud adalah upaya untuk memperkenalkan titik-titik temu yang ada. Sebagai contoh, ABI dan ormas lain seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah berbeda dalam kekhasan masing-masing. Namun demikian setiap ormas tersebut memiliki titik temu dalam program dakwah masing-masing, yaitu memperkenalkan Islam yang satu dengan cara penafsiran yang berbeda-beda.

Dengan prinsip Islam yang satu itulah umat Islam dipersatukan dalam satu bingkai yang sama, yaitu ‘Sesungguhnya (umat) ini adalah umat kalian yang satu.’ (QS. Al-Anbiya’ [21]: 92 dan QS. Al-Mu’minun [23]: 52)

Tantangan yang Dihadapi Komunitas Ahlulbait

Setiap organisasi pasti memiliki tanggung jawab untuk membina para anggotanya. Sebagai organisasi yang bercirikan ajaran Ahlulbait dan terbilang baru di Indonesia, Ahlulbait Indonesia juga memiliki tugas untuk melakukan hal yang sama.

Tidak bisa dimungkiri, ada pandangan-pandangan yang tidak mencerminkan pandangan dan ajaran Ahlulbait. Semua itu karena setiap individu memiliki alasan, cara pandang dan metode yang berbeda dalam memahami ajaran Ahlulbait.

Oleh karena itu, ormas Ahlulbait Indonesia melalui Komisi Bimbingan dan Dakwah berusaha untuk memberikan penjelasan tentang ajaran Ahlulbait yang sejati. Jika seseorang mengaku dirinya sebagai pengikut ajaran Ahlulbait, namun dia menyampaikan suatu ajaran yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Ahlulbait, maka hal ini akan mencoreng nama Ahlulbait itu sendiri.

Lagi-lagi demi ketertiban pemahaman itulah, komisi ini hadir di tengah-tengah masyarakat Syiah di Indonesia. Siapa pun yang mengaku sebagai anggota, pengurus atau berafiliasi dengan ormas AHLULBAIT Indonesia sudah semestinya tunduk kepada program dan arahan yang digariskan oleh Dewan Syura ABI melalui komisi ini.

Tantangan yang dihadapi adalah tidak setiap orang Syiah berafiliasi kepada ABI dan tidak setiap orang yang berafiliasi kepada ABI juga memiliki pemahaman yang sama dengan ABI. Lebih dari itu, tidak semua orang Syiah dapat dijangkau oleh ABI itu sendiri karena jarak dan keterbatasan lainnya.

Dengan upaya ini diharapkan Komisi bimbingan dan Dakwah dapat menjawab semua tantangan itu. Di antara sarana yang digunakan adalah dengan penerbitan Buletin Al-Wilayah ini dan safinah-online.com.

Sumbangsih Komunitas Ahlulbait bagi Kaum Muslimin dan NKRI

Komunitas Ahlulbait di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam memberikan sumbangsih bagi negeri ini. Para pengurus dan anggota memiliki kesadaran penuh dalam memikul tanggung jawab mulia ini.

Komunitas Ahlulbait di Indonesia juga telah menyadari dirinya sebagai bagian integral bangsa ini. Dua tugas utama yang diemban oleh komunitas ini adalah tugas sebagai bangsa dan tugas sebagai bagian dari umat Islam.

Dengan pemahaman ini, komunitas ini harus tunduk kepada konstitusi dan asas negara, Pancasila dan UUD 1945. Pada saat yang sama, komunitas ini sadar dirinya sebagai bagian dari umat Islam yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip keislaman dan keumatan.

Organisasi ini harus pro-aktif dalam menjelaskan dan membina masyarakat Indonesia, khususnya pembinaan kepada setiap anggota, pengurus bahkan orang-orang yang berafiliasi dengan ABI.

Dengan pemahaman yang padu, semoga komunitas ini dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap masyarakat.

Harapan Dewan Syura terkait Kiprah Para Pengurus di Daerah

Sejak dideklarasikan tahun 2010, organisasi ini seharusnya telah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat. Sebagian sudah bisa dilaksanakan. Namun harus diakui bahwa masih banyak harapan yang belum terwujud. Dewan Syura berharap bahwa organisasi ini terus melakukan perubahan dan perbaikan di sana sini, meskipun kita dihadapkan kepada banyak sekali kekurangan.

Inilah semangat yang sedang kami usung. Dengan pelipatgandaan semangat para anggota Dewan Syura maka diharapkan kinerja Ahlulbait Indonesia ke depan semakin membaik. Semangat itu juga diharapkan terduplikasi oleh para pengurus dan anggota lainnya di DPP, DPW dan DPD.[]

 

Sumber: Dikutip dari Buletin Al-Wilayah Edisi 01 Juni 2016/Ramadhan 1437

Share Post
No comments

LEAVE A COMMENT