Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
Home2016 (Page 9)

November 2016

Dawud as, sebagai seorang nabi Allah, tentunya merupakan sosok maksum atau insan yang terpelihara dari segala jenis dosa yang biasa dilakukan oleh manusia-manusia non-maksum. Meski demikian, secara kasat mata beliau dalam bertaubat tak ubahnya dengan manusia biasa, sebagaimana dikisahkan Allah SWT dalam firmanNya; وَظَنَّ دَاوُدُ أَنَّمَا

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ، وَحَصِّنْ ثُغُورَ الْمُسْلِمِينَ بِعِزَّتِكَ، وَأَيِّدْ حُمَاتَهَا بِقُوَّتِكَ، وَأَسْبغَ  عَطَايَاهُمْ مِنْ جِدَتِكَ. Ya Allah, Sampaikan salawat kepada Muhammad dan keluarganya, Kuatkanlah pertahanan kaum muslimin dengan kekuasaan-Mu, kokohkan para pembelanya dengan kekuatan-Mu, dan banyakkan bekal mereka dengan kekayaan-Mu! أللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ، وَكَثِّرْ عِدَّتَهُمْ، وَاشْحَذْ

Doa bukan sekedar permintaan. Lebih dari itu, doa merupakan tali yang menghubungkan antara hamba dengan makhluk-Nya. Dalam doa seorang hamba menumbuhkembangkan kualitas hubungan dengan Allah swt. Semakin sering berdoa semakin berkualitas hubungannya dengan Allah. Ada banyak faktor manusia melakukan hubungan dengan Tuhannya. Jika menurut  Fredrick Shcleimacher

Taubat adalah ikrar untuk kembali dan taat kepada Allah setelah penyesalan atas segala maksiat dan dosa yang telah diperbuat. Karena setiap manusia non-maksum tidaklah lepas dari maksiat dan dosa dalam menjalani hidup maka pertanyaan yang mengemuka ialah kapan taubat harus dimulai, dan dimulai dari mana? Banyak