Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Doa dan Keberpihakan

Doa, Keberpihakan, Al-Husain, Al-Hasan, ZiarahSeekor semut membawa setetes air untuk memadamkan api yang membakar Ibrahim Al Khalil. Seekor burung keheranan dan kemudian bertanya, “Untuk apa kamu bawa air itu?”

“Ini air untuk memadamkan api yang sedang membakar kekasih Tuhan, Ibrahim.”

“Hahahaa, tak akan guna air yang kamu bawa.” Kata burung sambil terbahak.

“Aku tahu, tetapi dengan ini aku menegaskan di pihak manakah aku berada.”

Doa bukan hanya berisi permintaan dan permohonan. Lebih dari itu, doa merupakan visi, pandangan hidup, religiusitas serta pemihakan. Misalnya saja, dalam Islam, segala hal selalu dikaitkan dengan kekuasaan Allah swt.

Munajat, doaSalah satu frame hidup yang ditekankan dalam Islam adalah segala sesuatu dikembalikan kepada Allah swt. Kalau orang itu mendapat kebaikan, dia akan mengucap syukur dengan mengatakan ‘Alhamdu lillah’. Kalau mendapat musibah dia akan mengucap kalimat pasrah ‘innaa lillah wa innaa ilaihi rajiun’. Semua dikembalikan pada Allah swt. Inilah pandangan hidup. (Baca: Tuhan, Alam dan Gempa)

Rasulullah pernah mengatakan bahwa kehidupan orang mukmin itu sangat menakjubkan, “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu, sesungguhnya segala urusannya baik baginya. Dan itu tidak ada kecuali bagi mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa musibah/bencana, ia bersabar dan itu menjadi kebaikan baginya.”

Dalam pembahasan psikologis, kalimat-kalimat seperti, alhamdulillah, hasbunallah, tawakkaltu ‘alallah atau innaa lillaah wa innaa ilaihir rajiun adalah sebagai kalimat afirmasi. Semakin sering diucapkan dan dipahami, maka kalimat ini akan merasuki alam bawah sadar dan mempengaruhi sikap.

ziarah imam husein di karbalaAfirmasi, sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah: 1. penetapan yang positif; penegasan; peneguhan; 2 pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh (di bawah ancaman hukum) oleh orang yang menolak melakukan sumpah; pengakuan. (Baca: Imam Khomeini: Berhati-hatilah Kalau Anda Ditokohkan)

Doa dibuat dengan muatan pesan dan energi afirmasi. Dia adalah mantra-mantra pembangkit energi positif. Doa adalah energi yang diekspresikan. Doa yang diucapkan akan lebih memberi penegasan dan kekuatan. Demikian juga, doa yang dilakukan akan memberi efek yang lebih dahysat. Kata Imam Ali as, “orang yang berdoa tapi tidak berusaha seperti pemanah tanpa busur” Dalam pandangan Imam Ali as, usaha adalah doa yang dilakukan.

Salah satu hal penting dalam doa Ahlul Bait, selain perwalian dan kecintaan adalah narasi pemihakan yang jelas. Anda bisa memilih kelompok pembunuh Imam Husein as. atau bergabung dengan Imam Zaman membela Al Husein.

Narasi pemihakan ini sangat jelas terlihat dalam doa dan ziarah ahlul bait. Dalam berbagai kesempatan narasi keberpihakan ini menjadi benang merah yang selalu diungkapkan. inilah afirmasi yang diharapkan menjiwai alam bawah sadar para pencinta Ahlul Bait. (Baca: Tata Cara Ziarah Rasulullah Saw dari Jauh)

Dalam Ziarah Waris kita bisa temukan kalimat pemihakan ini. Yang pertama adalah keberpihakan kepada Ahlul bait

Duhai Aba Abdillah, aku mendekatkan diri kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Amirul mukminin, kepada Fatimah, kepada Al-Hasan, dan kepadamu dengan wilayahmu.

Lanjutan doa ini adalah penegasan berlepas diri dari orang yang menzalimi Ahlul Bait.

Aku berlepas diri dari orang yang menzalimimu dan menzalimi para pengikutmu. Kunyatakan kepada Allah dan kepadamu bahwa aku berlepas diri dari mereka.

Aku mendekatkan diri kepada Allah dan kepadamu dengan kecintaan kepadamu dan kepada orang yang engkau cintai. Aku berlepas diri dari musuh-musuhmu, dari semua yang menentangmu dan memerangimu, dan semua pengikut dan para pendukung musuh-musuhmu. (Baca: Pesan Damai dalam Kebangkitan Imam Husein AS)

Seperti kisah semut di paragraf awal, dalam doa dan ziarah, kuucapkan keberpihakanku :

بِاَبِي اَنْتَ وَاُمِّي لَقَدْ عَظُمَ مُصَابِي بِكَ فَاَسْأَلُ اللهَ الَّذِي اَكْرَمَ مَقَامَكَ وَاَكْرَمَنِي اَنْ يَرْزُقَنِي طَلَبَ ثَارِكَ مَعَ اِمَام مَنْصُور مِنْ اَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْني عِنْدَكَ وَجيهاً بِالْحُسَيْنِ عَلَيْهِ اَلسَّلاَمُ فِي الدُّنْيَا وَالاْخِرَةِ.

Demi ayahku dan ibuku, sungguh besar bagiku musibah yang menimpamu. Aku memohon kepada Allah yang telah memuliakan kedudukanmu dan memuliakanku karenamu. Semoga Allah mengkaruniakan kepadaku kesempatan untuk membelamu bersama Imam Shahibuz zaman dari Keluarga Muhammad saw. Ya Allah, jadikan aku orang yang mulia di sisi-Mu bersama Al-Husein (as) di dunia dan di akhirat.

[*]

Baca: Doa Nudbah


No comments

LEAVE A COMMENT