Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomePosts Tagged "Ghadir Khum"

Ghadir Khum Tag

Di tempat-tempat komunitas Syiah berada, baik itu Syiah Imamiyah, Zaidiyah, ataupun Ismailiyyah, Idul Ghadir dirayakan secara semarak. Mereka menghias jalanan, berkeliling kota memakai mobil, melakukan bakti sosial, serta memberikan makanan/minuman gratis kepada orang-orang di jalanan. Masjid dan juga majelis-majelis taklim juga mengadakan acara perayaan dan

Idul Ghadir adalah perayaan suka cita atas peristiwa di Ghadir Khum. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah, baik yang ditulis sejarawan Sunni maupun Syiah. Peristiwa ini diawali dengan turunnya surah  Al Maidah: 67, yang berbunyi:  “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika tidak

Apakah logis jika peristiwa akbar dan penting seperti Ghadir Khum; peristiwa pengangkatan Ali bin Abi Thalib as sebagai pemimpin sah setelah Rasulullah Saw dilupakan? Apakah masuk akal puluhan ribu bahkan menurut riwayat lebih dari seratus ribu sahabat hadir berikrar akan kepemimpinan beliau tapi 70 hari kemudian mereka mendadak amnesia? Mungkinkah ini terjadi? Logiskah?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mungkin menghantui sebahagian kalangan yang masih menduga peristiwa Ghadir tidak pernah terjadi. Atau bahkan bagi mereka yang meyakininya sekalipun.

Berikut ini jawaban singkat dan ringan yang disampaikan oleh Ayatullah Muhsen Qiraati dengan tinjauan Qurani.

Seekor semut membawa setetes air untuk memadamkan api yang membakar Ibrahim Al Khalil. Seekor burung keheranan dan kemudian bertanya, "Untuk apa kamu bawa air itu?" "Ini air untuk memadamkan api yang sedang membakar kekasih Tuhan, Ibrahim." "Hahahaa, tak akan guna air yang kamu bawa." Kata burung sambil

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا وَارِثَ آدَمَ صَفْوَةِ اللَّهِ، Salam sejahtera atasmu, wahai pewaris Adam, pilihan Allah.  اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا وَارِثَ نُوْحٍ نَبِيِّ اللَّهِ، Salam sejahtera atasmu, wahai pewaris Nuh, Nabi Allah. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا وَارِثَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِ اللَّهِ، Salam sejahtera atasmu, wahai pewaris Ibrahim, Khalilullah. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا وَارِثَ مُوْسَى كَلِيْمِ اللَّهِ، Salam