Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Ternyata Wajar Ghadir Khum Dilupakan

Apakah logis jika peristiwa akbar dan penting seperti Ghadir Khum; peristiwa pengangkatan Ali bin Abi Thalib as sebagai pemimpin sah setelah Rasulullah Saw dilupakan? Apakah masuk akal puluhan ribu bahkan menurut riwayat lebih dari seratus ribu sahabat hadir berikrar akan kepemimpinan beliau tapi 70 hari kemudian mereka mendadak amnesia? Mungkinkah ini terjadi? Logiskah?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mungkin menghantui sebahagian kalangan yang masih menduga peristiwa Ghadir tidak pernah terjadi. Atau bahkan bagi mereka yang meyakininya sekalipun.

Berikut ini jawaban singkat dan ringan yang disampaikan oleh Ayatullah Muhsen Qiraati dengan tinjauan Qurani.

Sebenarnya, jikalau kita menelaah ayat-ayat Alquran kita tidak akan buru-buru memvonis bahwa hal ini tidak masuk akal dan sulit dibayangkan. Ternyata, ada beberapa kasus sejarah yang disinggung Alquran lebih dari peristiwa Ghadir Khum. Ada dua peristiwa yang ingin kita soroti pada tulisan ini yang nantinya kita akan menerima jika hal di atas wajar dan bisa terjadi.

Peristiwa pertama adalah Alquran mengatakan lebih dahsyat dari itu; pagi hari berjanji tapi malam hari sudah dilanggar dan dilupakan. Peristiwa ini berkaitan dengan pengkhianatan para saudara Nabi Yusuf as dan lupanya mereka terhadap janji dan ucapan mereka terhadap ayah mereka, Nabi Ya’kub as. Dalam surah Yusuf ayat 11-12 Allah berfirman:

قالُوا يا أَبانا ما لَكَ لا تَأْمَنَّا عَلى‏ يُوسُفَ وَ إِنَّا لَهُ لَناصِحُونَ  أَرْسِلْهُ مَعَنا غَداً يَرْتَعْ وَ يَلْعَبْ وَ إِنَّا لَهُ لَحافِظُونَ

Mereka berkata:” Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang- orang yang mengingini kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia ( dapat ) bersenang-senang dan (dapat ) bermain- main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.

 

Jelas di sini, sebelum pergi untuk mengajak bermain Nabi Yusuf as, mereka sudah berjanji akan memenuhi kebaikan dan menjaga Yusuf as. Akan tetapi, esok harinya sudah dilupakan dan dilanggar. Yusuf as harus terpisah dari ayahnya, dibuang ke sumur oleh mereka. Peristiwa ini tentunya lebih dahsyat dan lebih sulit dibayangkan kebenarannya dari terlupakannya peristiwa Ghadir dilihat dari beberapa poin berikut ini:

  • Ghadir terlupakan setelah tujuh puluhan hari atau dua bulanan, sedangkan peristiwa ini (janji saudara-saudara Yusuf as) tidak lebih dari satu hari.
  • Mereka yang melupakan ikrar dan janji itu semuanya adalah putra seorang nabi, sedangkan di dalam Ghadir tidak ada satupun anak nabi.
  • Dalam peristiwa ini nabi Yusuf as tidak memiliki kesalahan kepada mereka, tidak ada hak mereka yang beliau injak-injak, sedangkan Ghadir Khum, ayah, anak atau saudara mereka ada yang terbunuh oleh “pemilik” peristiwa Ghadir.

Peristiwa lain yang juga dibawa oleh Alquran adalah berkaitan dengan Nabi Musa as. Peristiwa ini direkam oleh Alquran dalam Surah Al-A’raf, ayat 142-148.

وَ واعَدْنا مُوسى‏ ثَلاثينَ لَيْلَةً وَ أَتْمَمْناها بِعَشْرٍ فَتَمَّ ميقاتُ رَبِّهِ أَرْبَعينَ لَيْلَةً وَ قالَ مُوسى‏ لِأَخيهِ هارُونَ اخْلُفْني‏ في‏ قَوْمي‏ وَ أَصْلِحْ وَ لا تَتَّبِعْ سَبيلَ الْمُفْسِدين

Dan telah Kami janjikan kepada Musa ( memberikan Taurat ) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh ( malam lagi ), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun:” Gantikanlah aku dalam ( memimpin ) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang- orang yang membuat kerusakan.”

Dari ayat-ayat ini dikisahkan bahwa Nabi Musa as setelah mampu menyelamatkan Bany Israel dari cengkeraman Fir’aun dan bangsa Mesir, beliau diperintahkan untuk pergi ke gunung Thur, selama 30 hari. Beliau melantik saudaranya Harun as untuk menggantikan beliau, guna menjaga ajaran dan melestarikan umatnya. Ternyata Musa as menambah ibadahnya sepuluh hari lagi, dari tiga puluh hari yang telah dijanjikan dan diketahui oleh umatnya menjadi empat puluh hari.

Ternyata dalam waktu sepuluh hari ini, Bani Israel melupakan apa yang sudah diperintahkan oleh Nabi Musa as sebagai Rasul untuk mereka dan penyelamat mereka sebelumnya dari Fir’aun. Mereka mencampakkan Harun as sebagai khalifah Musa as dan pergi kepada Samiri; pembuat patung emas dari anak lembu dan menyembahnya. Dalam ayat 148 Surah al-A’raf Allah berfirman:

وَ اتَّخَذَ قوْمُ مُوسى‏ مِنْ بعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلاً جَسَداً لَهُ خُوارٌ أَ لَمْ يرَوْا أَنَّهُ لا يُكَلِّمُهُمْ وَ لا يهْديهِمْ سَبيلاً اتَّخَذُوهُ وَ كانُوا ظالِمينَ  

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan- perhiasan ( emas ) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat( pula )menunjukkan jalan kepada mereka Mereka menjadikannya ( sebagai sembahan ) dan mereka adalah orang- orang yang lalim.

Dari sini mereka yang awalnya menyembah Allah Swt, tapi karena sepuluh hari tambahan itu, mereka musyrik kembali dan menjadi penyembah patung emas anak lembu.

Dari dua kisah di atas, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan, bahwa terlupakannya Ghadir khum dengan muatannya adalah hal yang wajar dan sah-sah saja. Sehingga TIDAK BENAR kalau ada yang mengatakan, pengangkatan Imam Ali as sebagai Khalifah di Ghadir Khum tidak mungkin terjadi dan karangan orang Syiah saja, dengan alasan tidak mungkin puluhan ribu sahabat amnesia semuanya. Hal ini, karena ada dua kisah di atas yang ada dalam Alquran jauh lebih tidak masuk akal tapi toh sebuah fakta dan kenyataan.  [EB]

No comments

LEAVE A COMMENT