Oleh: Dr. Muhsin Labib, MA Memahami secara rasional dan adil sejarah masa lalu umat Islam, terutama sejarah Nabi Saw dan setelahnya adalah penting, tapi mempelajarinya bukan sebagai narasi dan fragmen kisah masa lalu yang diulang-ulang hanya untuk merawat sentimen sektarian kontraproduktif, disajikan sebagai isu polemik yang
Pembahasan problem dan analisis teologi oleh para Imam Ahlulbait a.s, di antaranya dalam kitab Nahjul Balaghah merupakan bukti paling awal dan sebab utama munculnya pendekatan rasional dan filosofis dalam dunia intelektual Syiah. Pendekatan ini tidak bisa dicap sebagai suatu bid'ah, karena pijakannya dilandasi oleh Alquran.
Allah Swt berfirman: Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang bekuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Rum: 50) Siapapun yang beriman pada kebenaran Alquran dan memahami bahwa
Ketiga, keserupaan dengan orang yang bertawakkal tapi pada hakikatnya dia bukan bertawakkal. Hal ini karena dia mengetahui faktor-faktor tawakkal yang dapat menyelematkannya dari resiko tersebut. Sebab dia mengetahui bahwa kepemilikan adalah untuk Allah semata dan tak ada siapapun yang bersekutu dengannya, dan tak ada suatu
Adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul “Tolok Ukur Baik dan Buruk”. Di sini, dua poin yang akan diketengahkan: proposisi aksiomatis dan dalil teori baik-buruk rasional. Para filosof membagi akal pada: teoritis dan praktis. Akal teoritis mengkonfirmasi pengetahuan yang tidak berurusan dengan perbuatan. Sedangkan yang berurusan
