Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomePosts Tagged "Rukun Taubat"

Rukun Taubat Tag

Syarat keimanan juga dijelaskan dalam beberapa ayat al-Quran sebagai berikut; إِلاَّ مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلاَ يُظْلَمُونَ شَيْئاً. “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”[1] (Baca sebelumnya: Rukun dan Syarat Taubat -5) وَإِنِّي لَغَفَّارٌ

Berbagai tips penyembuhan ruhani yang tertera dalam al-Quran maupun hadis sama halnya dengan resep dokter yang hanya akan bermanfaat apabila diterapkan pada tempatnya. Resep untuk penyembuhan penyakit tipes, misalnya, tidak akan bermanfaat atau bahkan bisa jadi berbahaya jika diterapkan untuk penyakit malaria. (Baca sebelumnya: Rukun dan

Hadis sahih lain yang menunjukkan kelapangan waktu taubat, betapapun kesegeraan bertaubat merupakan kewajiban, ialah riwayat dari Muhammad bin Muslim bahwa Imam Abu Jakfar alias Imam Muhammad al-Baqir as berkata kepadanya; يا محمّد بن مسلم ذنوب المؤمن إذا تاب منها مغفورة له، فليعمل المؤمن لما يستأنف بعد

Beberapa ayat suci al-Quran al-Karim menyertai kata taubat dengan frasa amal salih. Karena itu, ayat-ayat tersebut bisa jadi mengisyaratkan pada syarat taubat berupa penunaian dan penebusan hak Allah atau hak orang lain yang telah diabaikan. (Baca sebelumnya: Rukun dan Syarat Taubat-2) Ayat-ayat itu antara lain firman-firman Allah

Rukun Kedua, Tekad Untuk Tidak Mengulangi Rukun ini juga tergolong perkara yang gamblang, karena tanpa tekad ini tidak mungkin seseorang dapat kembali kepada Allah atau kepada fitrahnya nan jernih. Dalam penyesalan pada umumnya terkandung tekad untuk tidak mengulangi perbuatan yang disesali. Imam Jakfar al-Shadiq as meriwayatkan dari

Taubat sejati tentu tidaklah sembarangan, melainkan ada rukun dan syaratnya.Tentang ini mari kita cerahkan pikiran dengan menyimak keterangan dalam riwayat dan untaian kalimat mutiara Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib as. Diriwayatkan bahwa suatu hari seseorang dengan entengnya beristighfar atau mengucapkan kalimat  “astaghfirullah” (aku memohon