Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
 

Pentingkah Seorang Imam di Setiap Zaman? Lalu, Al-Mahdi?!

Mengapa harus ada seorang imam yang hadir di setiap masa? Apa dalil dan urgensinya? Lalu mengapa Syi’ah yang meyakininya, saat ini tidak memiliki imam yang hadir di tengah-tengah mereka melainkan Ghaib?

Untuk menjawab beberapa subhat di atas, ada beberapa dalil yang bisa kita sampaikan; dalil naqli dan aqli.

  1. Dalil Naqli (ayat): manusia telah dibekali oleh Allah Swt dengan akal dan logika; sebagai alat berpikir dan mencari kebenaran. Akan tetapi, kita mendapati dalam Alquran bahwa akal manusia yang juga faktor pembeda dengan hewan dan makhluk lain tidak cukup dan tak sempurna untuk dapat memberikan hidayah bagi dirinya sendiri. Dalam surah An-Nisa’ ayat 165 Allah berfirman:

«رسلاً مُبشرينَ و منذرينَ لئلاّ يكون للناس علي الله حجّة بعد الرسل و كان الله عزيزاً حكيماً»

(Mereka kami utus) selaku rasul- rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul- rasul itu. Dan Allah adalah Dzat Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat ini dan ayat-ayat yang semisalnya dengan jelas menunjukkan bahwa akal manusia tidak cukup untuk memberikan hidayah dan kebahagiaan, karena kalau akal sudah cukup Allah tidak akan mengutus para rasul dan tidak butuh hujjah lagi. (Baca: “Kelahiran Imam Mahdi dalam Catatan“)

Ayat-ayat ini tidak hanya menjelaskan tentang pentingnya agama dan pentingnya diutusnya para nabi. Namun juga menjelaskan tentang pentingnya keberlangsungan agama dan para rasul dari pertama kali diciptakannya manusia sampai manusia terakhir.

  1. Dalil Naqli (riwayat) telah banyak dinukil riwayat-riwayat dari para imam yang suci yang semua isinya menegaskan bahwa bumi ini tidak boleh kosong dari hujjah Allah, di setiap zaman dan selalu hadir di tengah-tengah manusia.

Imam Muhammad Baqir as bersabda:

 انّ الامامَ لورفع من الارض ساعةً لساخت باهله كما يموجُ البحر باهله

Sesungguhnya Jika sesaat saja imam diangkat dari muka bumi, maka bumi akan hancur bersama penghuninya, sebagaimana ombak laut menghancurkan isinya.

عن ابن الطيار قال: سمعت ابا عبدالله عليه السلام يقول لو لم يبق في الارض إلا اثنان لكان أحدهما الحجة

Dari ibnu Thayar dia berkata: “Aku mendengar Imam Aba Abdillah (Shodiq) as bersabda,  Jika di atas bumi ini hanya tersisa  dua orang, maka pasti salah satu dari dua orang itu adalah seorang hujjah / imam.

Dan beliau juga bersabda: “Dan sesungguhnya orang terakhir yang akan meninggal adalah imam, sehingga tidak ada orang yang protes kepada Tuhannya bahwa dia tidak memiliki pemimpin.”

  1. Dalil Aqli

Dalil yang paling meyakinkan akan pentingnya keberadaan imam di setiap zaman adalah Burhan lutf dan hikmah. Ringkasnya Burhan ini demikian;

  • Seluruh taklif dan tugas ilahiah memiliki tujuan / target yang logis. Tujuan yang selalu selaras dengan target penciptaan manusia. Yang tidak lain sampainya manusia kepada kesempurnaan; mendekat kepada Alah melalui pelaksanaan taklif. (Baca: “Imam Mahdi Warisi Sunah Para Nabi“)
  • Segala sesuatu yang mempermudah sampainya manusia kepada tujuannya maka itu wajib dilakukan oleh Allah Swt. Karena “pekerja” yang bijak harus memikirkan segala hal yang punya andil dalam mewujudkan tujuan pekerjaannya. Dari sinilah luthf dan kelembutan ini muncul. Luthf dan kemurahan itu merupakan hal yang niscaya dilakukan oleh Allah Swt.
  • Ahli teologi Syi’ah sepakat bahwa masalah Imamah, pelantikan sosok pengganti pasca Rasulullah Saww termasuk personifikasi dari Luthf, kasih sayang Allah Swt. Karena kalau manusia  memiliki imam yang mumpuni; dia bisa mampu mencegah keburukan dari umatnya dan mampu mendorong pelaksanaan kewajiban itu akan lebih baik.
  • Dengan demikian, dalam kondisi semacam ini, penunjukan seorang pemimpin yang semakin mumpuni, semakin bertakwa dan semakin jauh dari dosa, adalah hal yang wajib dilakukan oleh Allah. Dan jika hal ini tidak dilakukan akan terjadi ketidak sampaian pekerjaan Allah “penciptaan manusia” kepada tujuannya. Dan ini sangat mustahil terjadi.
  • Hasilnya, Imamah dan kepemimpinan selepas Nabi merupakan sebuah luthf dan kemurahan Allah yang harus ada di setiap masa.

Sekarang pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah apakah keberadaan Imam yang ghaib merupakan kasih sayang (lutf) atau bukan?

Jawabannya kita harus mengatakan bahwa keberadaan imam meskipun ghaib sekalipun, tetap merupakan kasih sayang (lutf) Allah, dengan beberapa poin berikut ini yang kami ambil dari buku Man Huwa Khalifatul Muslimin di Hadzal Ashr (Siapa Pemimpin Muslimin di Zaman Ini), karya Syekh Ali Muhsen:

  • Mengingat dalil yang tak terbantahkan tentang keharusan seorang imam serta sesuai dalil yang begitu banyak bahwa beliau adalah imam yang dimaksud lalu digaibkan. Maka pastilah ada maslahat dan manfaat kegaiban beliau yang begitu besar yang samar dari nalar dan pikiran kita. (Baca: “Doa Ma’rifat Imam Mahdi pada Zaman Kegaiban“)
  • Wujud suci imam tidak hanya bertujuan penjelasan hukum secara langsung di hadapan manusia. Akan tetapi, juga dalam rangka menangkal musibah dan azab dari umat. Sebagaimana hadis-hadis yang menyebutkan bahwa Ahlulbayt seperti bintang-bintang yang mengamankan penduduk bumi.
  • Walaupun gaib beliau memiliki peran dalam meningkatkan manusia dari segi maknawiyah / spiritual dan menjauhkan manusia dari keburukan dan maksiat.
  • Nabi Saw dan Imam Shadiq as mengumpamakan Imam Mahdi as yang gaib seperti matahari yang berada di balik awan. Sinar matahari baik yang langsung maupun yang terhalang awan sama-sama memberikan manfaat yang besar bagi alam; memberi kehangatan yang cukup, membantu tumbuhnya tanaman dan lain sebagainya. Begitu juga dengan Imam Mahdi as.
  • Bahkan kalau memang gaibnya beliau saat ini tidak ada faedahnya sekalipun. Namun, jika nantinya beliau akan memberikan sesuatu yang teramat besar yaitu mengisi dunia dengan keadilan dan kebajikan, maka itu tidak apa-apa. Tidakkah Nabi Isa as sekarang juga sedang berada di langit sesuai Alquran? (An-Nisa’ 157-158). Beliau “disimpan” dan tak melakukan apa-apa, karena beliau dipersiapkan nantinya untuk menumpas Dajjal bersama Al-Mahdi seperti yang disebutkan oleh riwayat.

Hasilnya, Imam Mahdi as walaupun gaib tetap memberikan manfaatnya untuk umat; menjaga eksistensi dan kelestarian dunia dan penghuninya sampai akhir masa. Beliau adalah luthfullah terbesar.[*]

Baca: “Doa Imam Zaman Dan Memohon Pemimpin Yang Adil

 

No comments

LEAVE A COMMENT