Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)

Persatuan Sunni-Syiah Dalam Perspektif Imam Khomaini

pekan-wahdahSalah satu pandangan dan obsesi utama Imam Khomaini yang bertumpu pada pemahaman monoteis (tauhid) beliau adalah kejayaan Islam dan kemuliaan kaum muslimin yang biasa diistilahkan dengan ‘izzatul Islam wal muslimin.

Obsesi ini menjadi pilar pemikiran politik beliau. Harapan perwujudan persatuan antara dua sandara kembar yang sama-sama lahir dari rahim Islam: Ahli Sunah dan Syiah mula-mula bayak disepelekan dan  diragukan banyak orang. Namun hari ini harapan ini-berkat usaha tulus dan ikhlas Imam Khomaini dan penerus beliau yang memiliki pandangan yang sama, Sayed Ali Khamenei semakin menemukan titik terang dan mendekati kenyataan.

Tentu saja musuh-musuh Islam tidak pernah tinggal diam menghadapi upaya persatuan dan keharmonisan hubungan Syiah dan Ahlu Sunah. Dan oknum-oknum intoleran pun sangat gelisah melihat kedekatan sunni dan syi’i dan senantiasa curiga setiap melihat aksi persatuan antara dua madrasah besar Islam ini.

Di sini tokoh-tokoh dunia Islam perlu mencermati upaya persatuan yang digagas oleh Imam Khomaini dan meneladani sirah teoritis dan praktis beliau dalam mengharmoniskan dua madrasah besar Islam: Ahlu Sunah dan Syiah.

Hari ini kita sebagai umat Islam lebih memerlukan persatuan internal atau ukhuwah islamiyyah lebih daripada hari-hari sebelumnya. Betapa tidak, hari ini kita saksikan ada upaya-upaya serius dan sistematis untuk merusak citra Islam yg sejuk, damai, dan toleran serta rahmatan lil ‘alamin dengan munculnya gerakan dan kelompok intoleran takfiri (mengkafirkan siapun yang tidak sepaham) dan tafjiri (mengebom sana sini). Secara tidak sadar, kelompok ini sedang memainkan agenda musuh yang memang tidak menghendaki keharmonisan hubungan antara Sunni dan Syiah.

Maka, sadar atau tidak sadar orang yang paling bahagia melihat keretakan dan kerengangan hubungan antara Ahlu Sunah dan Syiah adalah musuh-musuh Islam dan agen-agen mereka. Sebab, bagi mereka kelemahan dan kelumpuhan Islam dapat dilihat dari keberhasilan mereka mengobok-obok antara Ahlu Sunah dan Syiah. Dan sebaliknya, persatuan dan hubungan mesra Sunni dan Syi’i akan mengkanvaskan agenda jahat mereka.

Imam Khomaini adalah pelopor persatuan di tengah kaum Muslimin. Dan salah satu bukti akan hal ini adalah beliau menggagas Pekan Persatuan pada bulan Rabiul Awal dengan memanfaatkan bulan kelahiran Nabi saw dan beliau menetapkan tanggal 12 sampai 17 Rabiul Awal sebagai usbu’ al-wahdah (Pekan Persatuan).[1] Dan Berikut ini kami turunkan fatwa monumental Imam Khomaini terkait dengan urgensi wahdah Islamiyyah (persatuan Islam).

Imam Khomaini dalam pesan yang disampaikannya sehari setelah kemenangan Revolusi Islam yang dipimpinnya dan di tengan tumpukan masalah rumit yang melilitnya, beliau mengisyaratkan urgensi wahdah islamiyyah dengan menyatakan:

Kita dengan saudara-saudara Ahlu Sunah adalah satu; kita satu karena sama-sama Muslim dan saudara. Bila ada seseorang yang mengucapkan suatu pernyataan yang menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin maka ketahuilah bahwa mungkin dia orang jahil ( bodoh ) atau memang agen yang bekerja untuk menyulut perpecahan. Tidak ada persoalan antara Syiah dan Ahlu Sunah sama sekali karena kita semua bersaudara. ( Shahifah Imam, jilid 6, hal. 133).[2]

Faktor-faktor asing yang melihat pelbagai kepentingan mereka dan sponsor-sponsor mereka terancam maka mereka berusaha untuk memprovokasi saudara-saudara Ahlu Sunah supaya memusuhi saudaranya dan mereka mengemukakan masalah Syiah dan Ahlu Sunah dan dengan kecurangan mereka berupaya menyulut perselisihan antara saudara-saudara. Sunni dan Syiah semua bersaudara di Republik Islam Iran dan hidup saling berdampingan serta memiliki hak kewarganegaraan yang sama. Dan setiap orang yang melawan realita ini maka sejatinya ia adalah musuh Islam dan Iran.[3]

 

_____________________________

[1] Ahlu Sunah meyakini bahwa Nabi saw dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal, sedangkan Syiah meyakini bahwa beliau dilahirkan pada tanggal 17 Rabiul Awal.

[2] Teks asli fatwa Imam Khomaini tersebut dalam bahasa Persi sebagai berikut:

ما با مسلمین اهل تسنن یکی هستیم؛ واحد هستیم که مسلمان و برادر هستیم. اگر کسی کلامی بگوید که باعث تفرقه بین ما مسلمانها بشود، بدانید که یا جاهل هستند یا از کسانی هستند که می‏خواهند بین مسلمانان اختلاف بیندازند. قضیه شیعه و سنی اصلًا در کار نیست، ما همه با هم برادریم

[3] Fatwa ini disampaikan ImamKhomaini kepada pendududuk Kurdistan pada tahun 1980 M. Teks asli fatwa Imam Khomaini tersebut dalam bahasa Persi sebagai berikut:

عوامل اجانب که منافع خود و اربابانشان را در خطر می‏بینند، برای تحریک برادران اهل سنت و دامن‏زدن به برادرکشی، قضیه شیعه و سنی را طرح نموده و می‏خواهند با شیطنت بین برادران اختلاف ایجاد کنند. در جمهوری اسلامی همه برادران سنی و شیعه در کنار هم و با هم برادر و در حقوق مساوی هستند. هر کس خلاف این را تبلیغ کرد، دشمن اسلام و ایران است

 

Abu Qadiran


No comments

LEAVE A COMMENT