Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomePosts Tagged "taubat" (Page 2)

taubat Tag

Muhasabah (introspeksi) merupakan jenjang yang disebut-sebut datang setelah jenjang taubat. Artinya, setelah manusia bertaubat maka dia konsisten berinterospeksi, mawas diri dan mengevaluasi keadaan dirinya demi melestarikan keutuhan dan kesejatian taubatnya.[1] Namun demikian, taubat dan muhasabah sebenarnya berinteraksi satu sama lain. Di satu sisi taubat membawa ke

Mengetahui Keburukan dan Bahaya Maksiat. Faktor kedua bagi keterjagaan dan kesadaran untuk kembali kepada fitrah ialah mengetahui besarnya keburukan dan bahaya perbuatan maksiat. Sedangkan untuk mendapatkan pengetahuan ini sendiri, ada yang menyebutkan tiga faktor; takzim kepada Allah SWT, pengendalian hawa nafsu, dan percaya kepada

Keterjagaan dan kesadaran untuk kembali kepada fitrah dapat terwujud karena beberapa faktor antara lain sebagai berikut; Mengingat Anugerah Nikmat Mengingat anugerah nikmat Allah SWT yang tak terkira jumlahnya. Di satu aspek, kenikmatan pertama adalah eksistensi dan keterciptaan, karena inilah yang menjadi ranah untuk datangnya berbagai anugerah

Setiap manusia diciptakan Allah SWT dengan bekal yang bernama fitrah, yaitu hati nurani yang mengakui keberadaan dan keesaan Tuhan semesta alam. Fitrah adalah bawaan manusia, dan dengan bawaan ini manusia berkecenderungan kepada tauhid, dan kecenderungan kepada tauhid meniscayakan kecenderungan kepada kebaikan dan kemaslahatan sejati. Dosa-dosa yang

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أُوْلَـئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ. “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan

Dawud as, sebagai seorang nabi Allah, tentunya merupakan sosok maksum atau insan yang terpelihara dari segala jenis dosa yang biasa dilakukan oleh manusia-manusia non-maksum. Meski demikian, secara kasat mata beliau dalam bertaubat tak ubahnya dengan manusia biasa, sebagaimana dikisahkan Allah SWT dalam firmanNya; وَظَنَّ دَاوُدُ أَنَّمَا

Taubat adalah ikrar untuk kembali dan taat kepada Allah setelah penyesalan atas segala maksiat dan dosa yang telah diperbuat. Karena setiap manusia non-maksum tidaklah lepas dari maksiat dan dosa dalam menjalani hidup maka pertanyaan yang mengemuka ialah kapan taubat harus dimulai, dan dimulai dari mana? Banyak