Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 205)

View All Posts

Allah SWT Berfirman: بِسْمِ الله الرَحْمن الرَحِيم يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ * قُمِ الَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً * نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً * أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً * إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً * إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْأً وَأَقْوَمُ قِيلاً * إِنَّ لَكَ

Media sosial atau jaringan sosial merupakan struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain. Pada prinsipnya, media sosial bersifat netral, bisa digunakan untuk kebaikan dan juga

Sebagai pengikut Ahlulbait, kita harus menjaga mazhab ini dengan berbagai cara. Kita harus bersatu, tidak boleh bercerai-berai. Kita tidak boleh bertentangan satu sama lain, apalagi bermusuhan. Apapun masalahnya, suatu ironi jika kita saling berseteru hanya karena berbeda pilihan politik. Pilkada DKI yang telah berlalu memang telah

Dalam artikel sebelumnya [Fenomena Gagal Paham tentang Islam (1)], telah dicuplik pandangan tokoh dunia yang menjaga jarak dari agama dengan alasan bahwa tidak sejalan kekinian. Para pemikir asing melontarkan sebuah permasalahan filosofis, bahwa segala sesuatu di dunia ini mengalami perubahan, dan tak satupun yang konsisten. Kaidah ini

Adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul “Tolok Ukur Baik dan Buruk”. Di sini, dua poin yang akan diketengahkan: proposisi aksiomatis dan dalil teori baik-buruk rasional. Para filosof membagi akal pada: teoritis dan praktis. Akal teoritis mengkonfirmasi pengetahuan yang tidak berurusan dengan perbuatan. Sedangkan yang berurusan

??

Sebagian orang mungkin bertanya bahwa Allah Swt tidak terbatasi oleh tempat seperti yang disepakati oleh ulama mazhab Ahlulbayt as. Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita memahami adanya Mikraj Rasulullah Saw ke langit kemudian ke Sidartul Muntaha lalu menembus Hujub Nur (tabir-tabir cahaya) dan bermunajat dengan Allah?

Perlu dipahami sebenarnya Mikraj itu ke langit lalu ke Sidratul Muntaha kemudian ke surga Ma’wa dan tidak Mikraj ke Allah Swt sehingga sebagian beranggapan Allah berada di satu tempat seperti pertanyaan di atas. Sehingga ayat Alquran di surah Isra’ dan surah An-Najm mengatakan bahwa tujuan utama dari Isra’ dan Mikraj adalah untuk memperlihatkan / menunjukkan  tanda-tanda kebesaran Allah Swt kepada Nabi Saw.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ