Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 224)

View All Posts

Oleh: Husein Muhammad Al-Kaff Dalam beberapa kitab Hadis Ahlu Sunnah wal Jamaah disebutkan bahwa kedudukan dan peran Ahlul Bait as. sepeninggal Rasulullah saw. adalah pengawal umat Islam dari kehancuran dan perpecahan, dan penjaga ajaran Islam dari penyimpangan dan bid’ah. Misalnya, Hadis Nabi saw. yang berbunyi, “Aku

Tafakkur Sesuai obyek yang direnungkan, tafakkur terbagi menjadi banyak kategori, antara lain sebagai berikut; Bertafakkur atau berpikir dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat pada artikel bagian pertama; خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ * الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ

“Tafakkur” (berpikir) dan “tadzakkur” (mengingat) merupakan bagian dari pendahuluan dalam suluk (perjalanan) menuju Allah SWT. Ada pendapat yang menyebut kedudukan tadzakkur berada di atas tafakkur dengan penjelasan bahwa tafakkur terjadi ketika kalbu terhijab oleh sifat-sifat nafs (hawa nafsu) sehingga seseorang lantas mengaktivasikan mata hati (basirah),