Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 236)

View All Posts

Orang yang memandang filosofi keimanan dan ketaatan adalah karena Allah SWT memang layak diatati tanpa memandang urusan surga dan neraka, melainkan semata-mata  demi mendapatkan keridhaan Allah, dan bergerak demi kecintaan kepada Allah, maka perkaranya menjadi lebih jelas lagi. Filosofi ini juga menyerunya untuk bertaubat, karena

Dari Imam ‘Alî ibn Abî Thâlib karramallâhu wajhah, beliau berkata: “Rasulullah mengajarkan doa ini kepadaku dan beliau membacanya di setiap pagi”. (Al-Bihar, Juz 91, Hal: 125)   بِسمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ اللهم صل على محمد وال محمد اللَّهُمَّ يَا مَنْ دَلَعَ لِسَانَ الصَّبَاحِ بِنُطْقِ تَبَلُّجِهِ Allâhumma yâ man dala‘a lisân

Iman artinya memercayai atau membenarkan. Makna teologisnya ialah meyakini keesaan Allah dan kerasulan Muhammad serta hari akhirat. Mengimani kerasulan Sang Nabi Penutup saw, berarti mengimani pula para rasul dan kitab-kitab samawi, juga syariat Islam yang beliau bawa dari Allah swt kepada umat manusia. Lalu, di manakah