Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomeView All Posts (Page 236)

View All Posts

Wanita… tubuhnya lembut, lemah, cengeng dan penakut. Itulah beberapa kriteria wanita yang ada di benak sebagian orang. Apakah adik-adik juga berfikir bahwa wanita seperti itu? Jika kita buka kembali lembaran sejarah, kita lihat di antara pahlawan kemerdekaan negara kita tercinta terdapat banyak sekali sosok pahlawan wanita,

“Seorang mukmin keceriaannya ada di wajahnya, kesedihannya terpendam dalam hatinya,” berkenaan dengan dua sifat yang berseberangan satu sama lain namun dapat saling menunjang sehingga dampak buruk masing-masing dapat teratasi. Kesedihan saja cenderung membawa manusia menjauh dari masyarakat dan aktivitas sosial, sebagaimana keceriaan saja juga dapat

Gadis kecil dan kurus itu membersihkan kotoran biri-biri dari wajah dan tubuh ayahnya dengan  penuh kasih. Ia menghibur sang ayah dan menggandengnya menuju rumah. Hampir setiap hari kejadian serupa terulang. Ia menyaksikan bagaimana orang-orang kafir Quraisy memaki, mengolok-olok, melempari dengan batu, bahkan memukuli ayahnya. Namun gadis

Seperti biasa, hari itu Rasulullah menunaikan shalat berjamaah bersama kaum Muslimin. Usai shalat, Rasulullah saw duduk bersama para sahabatnya untuk menyampaikan berbagai ajaran Islam. Tiba-tiba mendekatlah seorang kakek yang keadaannya amat menyedihkan. Tubuhnya kurus, jalannya bergetar karena menahan lapar. Kakek tua itu berkata, “Wahai Rasulullah, tolonglah aku.

Suatu hari tujuh orang miskin dari kalangan Ansar datang dan memohon kepada Rasulullah saw untuk mendapat fasilitas kendaraan yang memungkinkan mereka terlibat dalam jihad, namun beliau tak dapat memenuhi permohonan mereka karena fasilitas itu memang tidak tersedia. Mereka lantas pulang dalam keadaan bersedih dan berkucur

Allah SWT berfirman; وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى * فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى. “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”[1] وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ. “Dan orang-orang yang

Kemudian dijelaskan, “Mereka masih tetap murtad setelah engkau tinggalkan mereka”[1] Dalam riwayat yang lain, “Aku menolak sekelompok manusia dari sahabatku di al-Haudh, sehingga aku mengetahui mereka telah berpaling setelahku. (Baca sebelumnya: Apakah Definisi Sahabat Menurut Madrasah Ahlulbait? Bag. 1) Aku berkata, “Mereka adalah sahabatku” Dijawab, “Engkau tidak mengetahui apa