Situs Resmi Komisi Bimbingan dan Dakwah Syura Ahlulbait Indonesia (ABI)
HomePosts Tagged "Imamah" (Page 2)

Imamah Tag

  Sebagian pengkaji tentang milal wa nihal (aliran dan kepercayaan) menyebutkan teori ketiga antara syura dan nash, yaitu talfîq (invensi; ide baru) yang mereka pandang bagian dari pro syura. Sebagaimana yang berlaku di kalangan Zaidiyah dan Ismailiyah, hemat mereka bahwa di sana terjadi benturan antara nash

Bagaimana imamah atau kepemimpinan umat itu terbentuk? Isfara`ini (406-344 H) mengatakan: Imamah terbentuk dengan kekuasaan, walaupun yang mendudukinya adalah seorang fasik atau bodoh atau ajam. Artinya, yang terpenting ialah berkuasa. Tak penting dia itu bermaksiat atau tidak, berilmu atau tidak dan bangsa Arab atau bukan. Beberapa

Imâmah adalah kepemimpinan general dalam urusan agama dan dunia. Definisi ini lebih dekat dengan definisi dari Syiah Imamiyah, yang disertai dengan sifat ilahiah bagi kepemimpinan ini. Di sana terdapat definisi-definisi lainnya, bahwa imamah adalah khilafah (menggantikan) Rasulullah dalam menegakkan agama dan wajib diikuti seluruh umat; atau

Apakah logis jika peristiwa akbar dan penting seperti Ghadir Khum; peristiwa pengangkatan Ali bin Abi Thalib as sebagai pemimpin sah setelah Rasulullah Saw dilupakan? Apakah masuk akal puluhan ribu bahkan menurut riwayat lebih dari seratus ribu sahabat hadir berikrar akan kepemimpinan beliau tapi 70 hari kemudian mereka mendadak amnesia? Mungkinkah ini terjadi? Logiskah?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mungkin menghantui sebahagian kalangan yang masih menduga peristiwa Ghadir tidak pernah terjadi. Atau bahkan bagi mereka yang meyakininya sekalipun.

Berikut ini jawaban singkat dan ringan yang disampaikan oleh Ayatullah Muhsen Qiraati dengan tinjauan Qurani.

"Gue jarang berdoa, kali ini aku akan berdoa untuk dia (namanya saya samarkan), siapa tahu Tuhan ‎surprise dengar suara gue”, Teman saya rupanya merasa surprise menemukan sebuah pengalaman ‎menarik hubungan manusia menolong manusia lainnya. Dia ingin mendoakan orang yang menolong itu ‎dengan doanya. ‎ ‎“Siapa tahu

Doa bukan sekedar permintaan. Lebih dari itu, doa merupakan tali yang menghubungkan antara hamba dengan makhluk-Nya. Dalam doa seorang hamba menumbuhkembangkan kualitas hubungan dengan Allah swt. Semakin sering berdoa semakin berkualitas hubungannya dengan Allah. Ada banyak faktor manusia melakukan hubungan dengan Tuhannya. Jika menurut  Fredrick Shcleimacher